Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kunjungi Cap Go Meh Singkawang 22 Februari dan Saksikan Bagaimana Roh Leluhur Bisa Diajak Ngobrol

Kunjungi festival Cap Go Meh di Singkawang 22 Februari 2016 dan saksikan bagaimana roh leluhur bisa diajak ngobrol.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Kunjungi Cap Go Meh Singkawang 22 Februari dan Saksikan Bagaimana Roh Leluhur Bisa Diajak Ngobrol
TRIBUN PONTIANAK/Destriadi Yunas Jumasani
Jelang puncak perayaan Cap Go Meh (CGM), parade tatung beratraksi di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, Kamis (5/3/2015). Tahun ini puncak perayaan tahunan dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2015 atau bertepatan tanggal 15 dalam penanggalan imlek. Kota Singkawang rutin sejak dahulu menggelar perayaan meriah ini, bahkan lebih dari satu bulan sebelum perayaan Cap Go Meh hotel di Singkawang sudah penuh dipesan. Orang-orang keturunan dari berbagai provinsi bahkan negara Asia lainnya akan datang ke kota ini. Singkawang sendiri dikenal sebagai tempat produsen keramik China berkulitas dan juga memiliki banyak kuil indah. Di Singkawang Anda dapat menyaksikan parade lentera megah yang akan berlangsung saat malam perayaan Cap Go Meh. Seperti biasa, puncak festival dan seluruh perayaan Tahun Baru China akan diramaikan dengan parade seni kuno tatung. Ritual tatung bertujuan untuk mengusir kemalangan sepanjang sisa tahun. Tatung adalah media ritual perayaan Cap Go Meh untuk menolak roh-roh jahat. Selama ritual tatung, peserta yang akan dirasuki oleh Dewa-Dewa China akan mengalami ketidaksadaran sehingga mereka mampu melakukan tindakan di luar kewajaran orang biasa seperti menginjak pedang, menusukkan kawat baja atau paku ke pipi. Orang-orang yang beratraksi tatung tersebut ajaibnya tidak terluka sama sekali. (Tribun Pontianak/Destriadi Yunas Jumasani) 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Panitia Imlek dan Cap Go Meh 2016 di Singkawang, Bong Wui Khong, mengatakan pihaknya akan melakukan pendataan kembali jumlah tatung yang akan ditampilkan pada Festival Cap Go Meh, pada 22 Februari 2016.

"Saat ini kita sedang melakukan pendataan tatung untuk tampil pada Festival Cap Go Meh 2016," katanya di Singkawang, Senin.

Kalau untuk tahun kemarin, katanya, ada empat ratusan tatung yang terdaftar. "Belum tahu untuk tahun sekarang, ini yang sedang kita data," tuturnya.

Tatung dalam bahasa Hakka adalah orang yang dirasuki roh dewa atau leluhur.


Warga keturunan Tionghoa melakukan atraksi Tatung (manusia dirasuki dewa-dewa China) saat prosesi arak-arakan Cap Go Meh 2015 dikawasan pecinan Jl Sulawesi, Makassar, Sulsel, Minggu (8/3/2015). Perayaan Cap Go Meh itu diikuti sejumlah atraksi budaya daerah Sulsel yang merupakan penutup rangkaian Tahun Baru Imlek 2566. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR

Kemudian raga atau tubuh orang tersebut dijadikan alat komunikasi atau perantara antara roh leluhur atau dewa tersebut.

Dengan menggunakan mantra tertentu roh dewa dipanggil ke altar kemudian memasuki ke raga orang tersebut.

Menurutnya, dari tahun ke tahun jumlah tatung selalu berubah-ubah. Jika memang memenuhi persyaratan, maka tatung tersebut bisa ditampilkan dan diberi santunan.

Berita Rekomendasi

Secara administrasi, katanya, tatung harus memiliki tempat ibadah dan terdaftar. "Yang jelas, kita bekerja sesuai dengan arahan Wali Kota Singkawang," katanya.

Karena, yang melihat bukan hanya masyarakat Singkawang, tetapi wisatawan maupun mancanegara.

Berdasarkan rapat yang digelarnya bersama Wali Kota dan Kapolres Singkawang, bahwa rute tatung akan dimulai dari Jalan Kalimantan.

Sedangkan untuk panggung kehormatan, lanjutnya, akan dibangun di Jalan Setia Budi. Dia menyebutkan, sebelum digelarnya pawai tatung, pihaknya juga akan menggelar pawai lampion pada 20 Februari 2012.

Dia menambahkan, tahun 2016 ini, berdasarkan penanggalan kalender Tiongkok, merupakan tahun monyet. Monyet merupakan hewan yang sangat lincah, cerdas, dan banyak akal.

"Hidupnya (monyet,red) juga rukun dan suka berteman. Tidak mau makan sendiri dan tidak rakus," kata Bong Wui Khong. (antaranews.com )

Dia berharap, di tahun monyet masyarakat Singkawang semakin cerdas dalam menghadapi sesuatu. Serta lincah dan gesit dalam beraktivitas.

"Kita semua bisa lebih sukses dan maju sesuai dengan sifatnya kera," harapnya.

Menurutnya, hewan kera sangat tau dengan sebuah ancaman. "Terancam sedikit saja, dia cepat lari (pindah)," jelasnya.

Sumber: Antara
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas