Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Masuk Terowongan Gelap di Tapanuli Ini, Siap-siap Kendaraan Mogok, Lalu Rasakan Aura Mistis

Jika Anda memasuki terowongan gelap di Tapanuli Tengah ini, siap-siap kendaraan Anda mogok, lalu merasakan kejadian mistis yang bikin merinding!

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Masuk Terowongan Gelap di Tapanuli Ini, Siap-siap Kendaraan Mogok, Lalu Rasakan Aura Mistis
Tribun Medan/ Silfa Humairah
Wisatawan berfoto di depan Goa Belanda atau disebut juga Batu Lubang di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Banyak orang merasakan kejadian mistis ketika masuk terowongan ini. Misalnya, kendaraan mendadak mogok lalu mendengar suara orang menjerit. 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah

TRIBUNNEWS.COM - Perjalanan ke Negeri Wisata Sejuta Pesona, Tapanuli Tengah, tidak berhenti pada wisata pulau dan pantai. Ada wisata Goa Belanda atau batu lubang sebutan penduduk.
 

Batu lubang menyimpan sejarah dan cerita mistis yang menarik wisatawan untuk menyambanginya.
 

Terowongan atau batu lubang bukti peninggalan sejarah perjuangan rakyat Tapanuli. Konon awal dibuatnya jalan tersebut adalah pada saat masa penjajahan di 1930.


 
Goa Belanda atau Batu Lubang di Tapanuli Tengah Sumut (Tribun Medan/ Silfa Humairah)

Penduduk diperlakukan semena-mena dan dipaksa kerja rodi.

Penjajah Belanda dan Jepang masuk ke tanah Batak melalui Barus mempunyai masalah untuk melewati jalan ini, karena ditutup batu gunung yang keras dan hutan belantara.
 

Karena mereka menjajah, mereka pun memaksa para tahanan perang yakni para pejuang Indonesia ini untuk membuat lubang dengan memahat batu-batu hingga bisa tembus ke jalan Tarutung-Sibolga-saat ini(Tapanuli Tengah).
 

Berita Rekomendasi

Proses pembuatannya pun tidak main-main, pekerja dipaksa terus bekerja hingga kelelahan, tapi tidak diberi istirahat hingga banyak pekerja yang meninggal karena kelelahan. Kejamnya, pekerja yang meninggal hanya dibuang ke jurang yang berada di pinggir goa.
 

"Banyak yang meninggal karena kelelahan dan dibuang begitu saja ke jurang. Tapi, hasil kerja mereka akan tetap diingat khususnya wisatawan yang melewati batu lubang tersebut, pasti menggali proses pembuatannya. Karena terbilang unik, kerukan batu ini bisa bertahan berabad-abad dan berbentuk seperti terowongan," kata Ramin, penduduk sekitarnya.

Menurutnya, entah karena sugesti proses pembuatan yang terbilang kejam dan cerita banyaknya korban meninggal saat pembuatan lubang ini, kejadian mistis pun kerap dirasakan pengendara saat melewati goa tersebut.
 

"Ada yang cerita kalau ada motor yang mogok tiba-tiba di tengah goa, kemudian melihat goa bercahaya. Ada juga yang melihat bayangan orang dan mendengar suara manusia menjerit di dalam goa. Macam-macamlah pengalaman pengendara saat melintasi goa sepanjang 40 meter ini, dengan jeda ruang terbuka beberapa meter," katanya.
 

Sering kali rute melewati Tarutung dipilih untuk mencapai kota Sibolga atau objek wisata pulau Mursala, melewati rute goa batu agar khusus merasakan sensasi melewati goa, kemudian berhenti untuk sejenak mendokumentasikannya.
 


Ya, goa batu tersebut berada di tengah jalan dan rute alternatif dari beberapa rute lainnya menuju kota Sibolga atau objek wisata Tapteng lainnya.

 Goa berada pada titik 7 km sebelum Kota Sibolga atau di desa Simaninggir Kecamatan Sitahuis kabupaten Tapanuli Tengah ini juga menarik wisatawan karena adanya air terjun yang turun di batu granit dengan ukiran seperti dipahat.
 

Walaupun tidak bisa didekati karena terpisah adanya jurang, air terjun tersebut cukup membuat wisatawan puas karena bisa melihatnya di pinggir jalan alias tepat di sisi kanan batu lubang jika anda datang dari Tarutung.

 Airnya mengalir memang tidak terlalu deras, tapi pemandangan batu granitnya di tengah alam asri sekitar jurang, membuat wisatawan banyak berhenti untuk mendokumentasikannya.

Lihat yang saya tunjuk, satu2nya jalan menuju Sibolga Tapanuli Tengah. Masyarakat disana menyebutnya "batu lubang" terowongan adalah salah satu bukti peninggalan sejarah perjuangan rakyat Tapanuli. Konon cerita awal dibuatnya jalan tersebut adalah pada saat masa RODI dulu. Pada sekitar tahun 1930, saat penjajah Belanda dan Jepang masuk ke tanah Batak melalui Barus mempunyai masalah untuk melewati jalan ini, karena ditutup batu gunung yang keras dan hutan belantara. Mereka menjajah, memaksa para tahanan jajahan perang yakni para pejuang Indonesia untuk kerja paksa (rodi), untuk membuat lubang dengan memahat batu-batu hingga bisa tembus ke jalan Tarutung-Sibolga-saat ini(Tapanuli Tengah). Tempat ini juga terbilang "Angker" ada (begu) penunggunya mengingat sejarahnya terowongan tersebut telah banyak memakan korban jiwa. Namun ketika tepatnya Malam Tahun Baru 2014 lalu aku dan kluarga berhenti sejenak di dlm trowongan, tapi tidak angker kok. Para leluhur menjaga kami hehehe maklum Orang Batak saya
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas