Masjid Al Markaz, Makassar, Mampu Tampung 10 Ribu Jemaah, Terinsipirasi Masjidil Haram dan Nabawi
Ketika Anda berkunjung ke kota Makassar, jangan lewatkan untuk datang ke Masjid Al Markaz Al Islami Jenderal M. Yusuf.
Editor: Malvyandie Haryadi
Ruangan utama masjid diterangi oleh lampu-lampu kristal yang megah yang didatangkan dari Cekoslovakia.
Dari tahun ke tahun, masjid berwarna hijau ini semakin berkembang.
Fasilitas kian bertambah.
Antara lain hadirnya sebuah aula pertemuan, perpustakaan, sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) Al markaz, taman pendidikan Al quran, koperasi dan lembaga bahasa asing.
Jika datang pada sore hari, dapat ditemui anak-anak yang tengah sibuk mengaji di TPA, melafalkan ayat demi ayat yang membuat teduh bagi siapa saja yang mendengarkan.
Adapula aktivitas bermain bola oleh sekumpulan anak laki-laki, beberapa anak perempuan tengah bersepatu roda dan yang lainnya berolahraga di area pekarangan masjid.
Tak ketinggalan para mahasiswa yang rutin melakukan kajian di lembaga bahasa asing.
Perpustakaan pun tak kalah ramainya oleh antusiasme pengunjung.
Drs. H. Syarifuddin Penta, kepala Perpustakaan mengajak seluruh warga kota untuk mengunjungi perpustakaan.
Sebab, perpustakaan Al Markaz terbuka bagi siapa saja yang ingin berkunjung.
"Ayo berkunjung ke perpustakaan Al Markaz. Apalagi selama 10 hari ini ada bazar dan pameran buku, dijamin murah," katanya kepada Tribun, Senin (10/1/2016).
Pada tanggal 12 Januari 1996 Masjid Al markaz Al Islami diresmikan dan dihadiri 15 menteri dan sejumlah mantan pejabat.
Kini, dua dasawarsa sudah masjid terbesar di Makassar bahkan di kawasan timur Indonesia berdiri megah. Seolah menancap langit dengan ketinggiannya 90 meter.
Sekertaris umum Yayasan Islamic Center (YIC) Al Markaz Al Islami Jend. M. Yusuf, Prof. Anwar Arifin mengatakan masjid yang berusia dua dasawarsa ini telah tumbuh sebagai pusat ibadah dan peradaban Islam yang lebih berkembang.