Steak Daging Sapi Sudah Lazim, Tapi Kalau Chicken Steak, Ini yang Langka!
Menyantap steak daging sapi barangkali sudah biasa dan lazim. Tapi kalau chicken steak, ini baru langka!
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ayu Dessy Wulansari
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Barometer Cafe baru beroperasi sekitar sebulan lalu di Jalan Tukad Gangga No 19B, Renon, Denpasar, Bali.
Begitu memasuki area kafe yang buka pukul 10.00 - 23.00 Wita atau last order pukul 22.00 Wita ini, suasana industrial terasa.
Satu bagian dinding disusun batu bata polos dengan hiasan pipa hitam yang menempel dan membentuk pola tak beratur.
Sementara di sisi dinding lain yang dicat putih, terdapat cermin dan dibingkai bak jendela dari kayu memunculkan kesan vintage.
Interior yang membuat kafe ini makin menarik adalah keberadaan lampu-lampu gantung dengan ukuran yang berbeda sehingga membuat ruangan makin cantik.
Hadirnya Barometer Cafe memang memberikan pilihan baru bagi food hunter maupun yang ingin sekadar menghabiskan waktu bersama keluarga atau kerabat.
Hal ini sejalan dengan keinginan sang pemilik kafe, Angelina, ketika memutuskan untuk mendirikan Barometer Cafe.
“Kebetulan saya suka nongkrong sama anak, ngopi sambil baca. Dari sana muncul keinginan untuk bikin tempat nongkrong. Kebanyakan kafe yang ada itu kalau tempatnya oke, makanannya tidak enak,. Tapi kalau tempatnya bagus, harganya agak tinggi,” ungkap Angelina kepada Tribun Bali belum lama ini.
Berangkat dari itu, Angelina membuat Barometer Cafe miliknya menjadi tempat nongkrong, terutama bagi anak-anak muda dengan memberikan harga yang terjangkau.
Tidak hanya suasana kafe yang dibuat nyaman karena ruangan ber-AC dan dilengkapi fasilitas free WiFi, Angelina pun tak mau setengah-setengah menghadirkan menu yang disajikan.
“Semua makanan di sini dibuat spesial. Kalau tidak spesial, saya tidak berani mengeluarkannya. Begitu juga dengan kopinya, kita pakai yang grade A tapi masih terjangkau. Karena kita baru berjalan sebulan, ada beberapa menu yang mau saya ubah,” ujarnya.
Barometer Cafe menyajikan beragam hidangan lokal, Asia, dan barat dengan berbagai kategori, seperti snack, main course, dan dessert.
Makanan yang digemari pengunjung saat datang ke kafe ini adalah Barometer Chicken Steak.
“Barometer Chicken Steak ini jadi favoritnya di sini. Diolah dari dada ayam yang dilapisi tepung roti dan digoreng. Steak ayam kita sajikan dengan creamy mushroom sauce dan ada pilihan mau fench fries atau mashed potato, dan salad,” terangnya.
Creamy dari saus jamur terasa nikmat dipadu dengan gurihnya steak ayam. Tekstur krim saus jamur juga tidak terlalu kental atau encer.
Dan steak ayam yang empuk dan renyah menciptakan kombinasi rasa yang istimewa.
Bagi yang memilih mashed potato sebagai pelengkapnya, akan mendapatkan rasa creamy dan lembut.
Hidangan yang pas untuk menemani waktu lunch atau dinner karena porsinya yang mengenyangkan.
Sementara itu, untuk saat ini Barometer Cafe masih bisa menampung pengunjung sekitar 30 orang. Angelina berencana dalam waktu dekat menambah kapasitas kafenya dengan membuka ruang makan di lantai dua.
Konsepnya berbeda dengan yang ada di lantai dasar karena akan dibuat untuk yakiniku tetapi dengan ruangan yang tetap ber-AC.
Daging Iga Pedas, Manis, Gurih, dan Asin
Melengkapi hidangan di Barometer Cafe, ada pula Beef Spare Ribs, yakni iga sapi bakar dengan bumbu barbeque yang diracik sendiri.
Dalam satu porsi berisi iga sapi seberat kurang lebih 180 gram dan salad sebagai pelengkapnya.
Iga sapi yang sudah dipresto untuk membuat dagingnya lembut, lalu dibakar di atas pemanggangan yang berada di luar kafe.
Saat dibakar, iga sapi ditambah dengan saus barbeque sampai sausnya meresap ke bagian dalam daging.
“Iga sapi ini cocok mau dimakan sama nasi atau kentang goreng. Kalau orang Indonesia kebanyakan milih makan sama nasi ya. Kalau makan dengan nasi, kita kasi sambal terasi. Dan untuk yang kentang goreng, temannya saus cabai dan saus tomat,” ucapnya.
Daging iga yang empuk yang dicocol dengan sambal terasi membuat rasanya pedasnya makin nendang.
Ada aroma harum dan smokey hasil pembakaran dan aroma khas terasi yang tercium dan membangkitkan nafsu makan.
Selain pedas, ada perpaduan rasa manis, gurih, dan sedikit asin yang diciptakan dari daging iga dan sambal terasi. (*)