Mitos Dua Sendok Makan yang Bikin Kari Kambing Khas Aceh Ini Selalu Lezat
Ada mitos menarik saat memasak kari. Sang juru masak, M Jafaruddin selalu meletakkan dua sendok makan ke dalam belanga.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Empat pekerja sibuk melayani pembeli di Warung Kari Kambing Stadion, Desa Mon Geudong, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (28/1/2016) siang.
Mereka cekatan mengangkat mangkuk yang berisi kari, gelas berisi jus timun serut, nasi, dan air putih.
Di meja terhidang sejumput garam dan beberapa cabe rawit.
Itulah khas kari kambing aceh.
Warung itu dibuka tiga bulan lalu, letaknya terpaut sekitar 200 meter dari Stadion Tunas Bangsa, Lhokseumawe.
Karena letak itu pula, sang pemilik warung, Nawawi memberi nama warung itu “Karim Kambing Stadion”.
Saban hari sekitar dua ekor kambing atau 20 kilogram daging kambing disajikan untuk pengunjung.
Sejak pukul 11.00-15.00 WIB, mereka menyajikan kari untuk para pembeli.
KOMPAS.COM/MASRIADI
Pekerja sibuk melayani pembeli di Warung Kari Kambing Stadion, Desa Mon Geudong, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (28/1/2016).
Warung ini pun menjadi tempat bersantap makan siang baru bagi warga Kota Lhokseumawe.
Lokasinya strategis, sembari bersantap Anda bisa menikmati Krueng (Sungai) Cunda di depan mata.
Selain itu, lokasi parkir yang begitu luas, membuat pengunjung bisa leluasa memarkir kendaraan roda dua dan empat.
“Kami juga menyediakan jasa masak kari kambing. Untuk satu ekor kambing, kami memungut biaya jasa sekitar Rp 350 ribu. Bumbu kami yang tanggung, pemilik kambing hanya menyediakan kambingnya saja,” sebut Zamzami.
Ada mitos menarik saat memasak kari.
Sang juru masak, M Jafaruddin selalu meletakkan dua sendok makan ke dalam belanga.
Sendok itu diyakini membuat daging kambing lekas lunak dan enak dikunyah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.