Ini Alasan Kenapa Kamu Wajib Memasukkan Jailolo di Maluku Utara Sebagai Tujuan Wisata
Jailolo di Maluku Utara memiliki keunggulan yang berupa keindahan laut dan alam pegunungannya.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, HALMAHERA - Kabupaten Halmahera Barat di Provinsi Maluku Utara terkenal dengan dengan kekayaan rempah-rempahnya yang melimpah.
Kekayaan budaya maupun alamnya pun memesona para wisatawan dalam dan luar negeri.
Halmahera Barat memiliki banyak teluk yang dikelilingi dengan pemandangan yang luar biasa, alamnya yang masih asri dan memiliki daya tarik tinggi untuk dikunjungi.
Salah satu teluk yang dikenal di sana adalah Teluk Jailolo. Jailolo merupakan ibu kota Halmahera Barat juga sebagai pusat pemerintahan daerah.
Jailolo memiliki keunggulan yang berupa keindahan laut dan alam pegunungannya.
Jailolo sering ditulis ‘Gilolo’ dalam literatur Barat dan merupakan salah satu kerajaan di Maluku.
Istilah ‘Gilolo’ sebagai suatu suku bangsa merujuk pada sebuah kerajaan tua di Pulau Halmahera Indonesia.
Hingga saat ini tak ada satu tempat pun di dunia yang dahulu disebut Gilolo selain Pulau Halmahera di Indonesia.
Penyebutan Gilolo terkait sumber sejarah dalam sebuah buku berjudul “A New Voyage Round The World” (1697) yang ditulis William Dampier di mana memuat gambar seseorang dengan tubuh dipenuhi tato dan merupakan penduduk asli dari Jailolo.
KOMPAS IMAGES / VITALIS YOGI TRISNA
Tarian Dabi-dabi pada upacara Orom Sasadu di Desa Gamtala, Halmahera Barat, Kamis (16/5/2013). Orom Sasadu merupakan upacara adat khas Halmahera Barat yang dilakukan sebagai tanda syukur atas hasil panen.
Dampier merupakan seorang pelaut Inggris yang mengunjungi Laut Selatan dan Hindia Timur untuk tugas mengelilingi bumi dan mencari daerah baru.
William Dampier pulang ke Inggris dengan membawa serta Pangeran Giolo (Painted Prince; Giolo; Jeol) yang bertato sekujur tubuhnya ke London.
Dampier membawanya ke Eropa karena tertarik gambar di tubuhnya. Pangeran ini dijadikan budaknya hingga ia meninggal di Oxford karena penyakit cacar.
Pangeran Giolo kemudian dikenal sebagai ‘Painted Prince’ atau penduduk asli dari Kepulauan Rempah-Rempah yang ditato tubuhnya.
Ia memiliki tato di seluruh tubuhnya yang menarik perhatian penduduk London namun bahasanya tidak mereka pahami.