Restoran Ini Tawarkan Mi Ramen Bercita Rasa Khas Kyoto Jepang yang Sulit Ditemui di Indonesia
Takabashi ramen lahir di dekat Stasiun Kyoto setengah abad yang lalu. Kemudian berkembang menjadi satu di antara restoran ramen tertua di Kyoto.
Editor: Malvyandie Haryadi
“Dalam seporsi Tonkotsu Ramen berisi char siu yang sudah direbus dan diberi bumbu, rebung, daun bawang, dan telur. Ramen kita buat sendiri. Semua produk dan bahan yang kita gunakan dalam kondisi fresh,” ungkapnya.
Aroma gurih dari kaldu babi langsung tercium ketika ramen disajikan di atas meja makan.
Kuah kental terasa segar dan menggoda.
Terasa nikmat dipadukan dengan mi ramen, apalagi disantap saat masih hangat.
Tambahan irisan char siu dan condiment lainnya memberikan rasa lain yang menyatu sempurna.
Pengunjung bisa menambahkan bahan pelengkap lainnya yang sudah ada di setiap meja, seperti bubuk cabai, shoyu, dan lainnya.
Tonkotsu Ramen bisa dipilih sesuai porsi yang diinginkan, yakni small atau large.
“Ada juga Takabashi Ramen yang mana dashi (kaldu) terbuat dari daging babi. Berbeda dengan Tonkotsu yang kaldunya terbuat dari tulang babi. Itu juga yang membuat sup atau kuah Takabashi Ramen tidak terlalu kental,” katanya.
Konsep vintage dengan rustic touch membuat suasana jadi unik dibanding kebanyakan restoran Jepang lainnya.
Area restoran terbagi menjadi dua ruangan dengan kapasitas 125 orang.
Di lantai satu terdapat bar, ruang makan indoor dan outdoor dengan garden view, dan juga kolam renang yang bisa digunakan oleh pengunjung tanpa minimum spending.
Dinding batu bata dan jendela kaca dengan kusen kayu berwarna hitam memberikan kesan minimalis untuk acara makan yang bersifat casual dining.
Dekorasi yang cukup mencolok dari ruangan di lantai satu adalah lukisan ikan arwana pada media menyerupai kaca.
Naik ke lantai dua, ruangannya lebih bersifat fun dan colorfull.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.