Soto Sulung Madura di Stasiun Tugu Yogyakarta Ini Legendaris, Sejak 1968
Soto Sulung Madura di Stasiun Tugu Yogyakarta ini sudah eksis sejak 1968.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Jika anda penggemar soto, sebaiknya mencoba Soto Sulung Madura Stasiun Tugu Yogyakarta.
Soto khas Jawa Timur yang ada di komplek stasiun Tugu Yogyakarta sisi selatan tersebut merupakan salah satu warung soto sulung legendaris di Yogyakarta.
Bagaimana tidak, warung makan ini telah ada sejak tahun 1968. Adalah (alm) Malik Marjuddin yang membawa kelezatan soto sulung dari Madura ke Yogyakarta.
Nasi yang dibungkusi kecil kecil ciri khas Soto Sulung Stasiun Tugu Jogja.
"Bapak adalah orang asli Madura. Dulu saat pertama kali datang ke Jogja, bapak berjualan soto di depan gedung Bank Indonesia (BI) yang saat itu masih menjadi taman kota," ujar Muhammad Ridwan, anak Malik Marjudin yang meneruskan berjulan soto.
Lebih lanjut pria kelahiran tahun 1975 tersebut menceritakan setahun berjualan di depan BI bapaknya pindah ke komplek stasiun Tugu hingga saat ini.
Mampu mempertahankan citarasa soto sekian lama, maka tak heran warung soto ini memiliki banyak pelanggan dan selalu ramai oleh pembeli.
Setiap pengunjung warung yang setiap harinya buka dari jam 09.00 pagi hingga 20.00 tersebut bisa memilih soto daging maupun soto campur (daging dan jeroan).
Jika memesan seporsi soto campur, anda akan mendapati semangkuk soto yang berisikan potongan daging, usus, dan babat sapi. Sedangkan untuk soto daging hanya daging sapi tanpa jeroan.
Diungkapkan Ridwan, seporsi soto sulung hanya berisikan potongan daging, jeroan, dan telor, tanpa mi maupun sayuran, layaknya soto pada umumnya, hanya ada taburan daun sledri dan bawang goreng.
Soto sulung khas Madura ini memiliki kuah berwarna kuning, rasa kaldu sapinya sangat gurih terasa. Rasa gurih dari kuahnya sangat pas dengan empuknya daging dan jeroan daging sapi.
Muhammad Ridwan sedang meracik Soto Sulung Madura di Stasiun Tugu, Jogja.
Tekstur empuk daging ini karena potongan daging dan jeroan yang sebelumnya telah direbus terlebih dahulu dimasukan ke dalam kuah soto yang selalu dipanasi.
Selain membuat daging empuk, dengan adanya daging dan jeroan juga membuat kuah semakin gurih.
Lebih lanjut anak kelima dari Malik Marjuddin tersebut mengatakan selain terbuat dari kaldu sapi, rasa gurih kuah sotonya juga dihasilkan dari beragam bumbu seperti bawang merah, bawang putih, kunir, dan beragam bumbu rempah lainnya.