Provinsi di Pulau Sumatera Ini Ternyata "Rumah" bagi Berbagai Tanaman Langka
Menurut Sofi, banyaknya wisatawan asing yang ingin melihat bunga bangkai dan raflesia di Kebun Raya Bogor terkadang kurang terpuaskan hasratnya.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Banyak tumbuhan-tumbuhan langka di Indonesia yang berasal dari Pulau Sumatera, khususnya hutan di daerah Bengkulu.
Di antaranya bunga bangkai dan raflesia arnoldii yang susah payah dikembangkan di berbagai Kebun Raya di Jawa, nyatanya dapat mudah tumbuh di kebun-kebun warga warga Bengkulu.
Banyak turis asing yang penasaran dengan tempat asal bunga-bunga langka tersebut.
Seperti yang dikatakan peneliti khusus bunga raflesia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sofi Mursidawati, saat dijumpai KompasTravel di Pusat Konservasi Kebun Raya Bogor, Rabu (4/2/2016).
“Setiap kita pameran, festival-festival bunga yang kita ikuti di luar maupun dalam negeri selalu mempromosikan daerah asal tanaman-tanaman tersebut, salah satunya Bengkulu,” ujar Sofi, yang baru selesai menjabat sebagai Humas Kebun Raya Bogor.
Kebun Raya Bogor memiliki koleksi sekitar 10 jenis bunga bangkai dan satu jenis bunga raflesia, yaitu raflesia padma.
Meski begitu masih ada jenis-jenis lain yang belum bisa dimiliki, karena kondisi alamnya yang berbeda dari daerah asalnya yaitu Bengkulu.
Salah satunya bunga raflesia arnoldii, yang sejak zaman penjajahan Belanda belum berhasil dikembangbiakan di Kebun Raya Bogor.
Menurut Sofi, banyaknya wisatawan asing yang ingin melihat bunga bangkai dan raflesia di Kebun Raya Bogor terkadang kurang terpuaskan hasratnya.
Beberapa penyebabnya ialah waktunya tidak sedang mekar,.
Sedangkan di Kebun Raya Bogor sendiri membutuhkan waktu relatif lama dan tidak menentu, berbeda dengan di habitat aslinya.
Lalu ukurannya yang biasanya lebih kecil dari yang di habitat aslinya, karena sistem penyesuaian dengan alam oleh tanaman sendiri.
Juga ingin melihat jenis yang belum ada di Kebun Raya, seperti raflesia arnoldii.
“Ketika turis asing itu ingin mengeksplorasi lebih tentang tanaman tersebut, sering kita arahkan untuk ke Bengkulu. Kita kasih kontak orang sana yang mengelolanya, terlebih jika yang datang peneliti-peneliti dari luar negeri,” tambahnya.
Sofi bercerita ketika tim dari Kebun Raya berangkat ke bengkulu, bunga raflesia arnoldii akan mudah ditemui. Salah satunya di kebun-kebun milik warga.
Sayangnya ketika masyarakat belum mengetahuinya, tanaman tersebut akan dianggap sebagai hama perkebunannya.
Karena mayoritas hasil kebun di sana ialah kopi, ketika bunga tersebut mengeluarkan bau bangkainya akan sangat bagi petani kopi.
KOMPAS/ADHITYA RAMADHANBunga Rafflesia arnoldii mekar di hutan Cagar Alam Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu, Rabu (15/5/2013).
“Sebenarnya ini sangat potensial juga ingin ditata untuk pariwisatanya Bengkulu. Kita juga sempat membawa perwakilan negara-negara tetangga untuk memperkenalkan bunga bangkai dan raflesia ke sana, tapi ketika di sana kami malah menemukan bunga bangkai yang telah dipotong,” ujar Sofi.
Dari informasi yang dihimpun, di Kebun Raya Bogor sendiri ketika bunga langka itu mekar, baik bunga bangkai atau raflesia padma, pengunjung dapat mencapai 1.000 orang ketika weekend.
Jika hari biasa dan dipublikasikan masif, dapat mencapai 600 pengunjung.
Sofi mencontohkan apresiasi dari warga Korea, saat tim Kebun Raya Bogor berhasil membawa hidup-hidup bunga bangkai dalam acara International Holticulture, di Goyang City, Korea selatan.
Terdapat lebih dari 60.000 wisatawan yang datang dan melihat bunga endemik Indonesia tersebut, selama acara berlangsung.