Akses jalan dari Bandara International Lombok Praya ke Mandalika Bakal Dilebarkan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Lombok Selatan sudah dikunjungi Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla, dalam dua bulan terakhir
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Lombok Selatan sudah dikunjungi Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla, dalam dua bulan terakhir.
RI-1 hadir di Puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN), 9 Februari 2016. RI-2 datang pada 12 Desember 2015, saat ground breaking KEK, dengan ditandai dengan persiapan pembangunan fisik Club Med Hotel, Pullman Hotel dan Lee's Hotel, serta projek seawater osmosis.
Apa problem kritis yang paling mendesak?
"Akses jalan dari Bandara International Lombok Praya ke Mandalika. Jalan harus diperlebar, agar akses menuju ke kawasan itu semakin mudah dan cepat," kata Menpar Arief Yahya yang menyebut KEK Mandalika itu dibangun di atas tanah lebih dari 1000 hektar.
Selain pelebaran jalan, lanjut dia, juga akan didata problem infrastruktur dasar, seperti Air, Listrik dan jaringan ITC Readiness. Itu adalah kebutuhan paling mendasar untuk mengembangkan pariwisata.
"Ketika sarana infrastruktur siap, secara otomatis investor akan datang. Bagi pengusaha, air akan mengalir ke tempat yang lebih rendah," katanya.
Seberapa besar sih 1000 hektar itu? Arief Yahya mencontohkan Kawasan BTDC Nusa Dua Bali itu hanya 350 hektar. Karena itu, Mandalika itu kira-kira sekitar 3 kalinya Nusa Dua.
Pantainya bagus, dan langsung berbatasan dengan laut Atlantik, sehingga jernih airnya.
"Setiap tahun ada tradisi budaya Bau Nyale, warga berburu cacing nyale yang dipercaya bertahun-tahun dan turun temurun sebagai penjelmaan Putri Mandalika yang dikenal cantik dan cinta damai," kata Arief Yahya.
Legenda itu sangat lekat dan menjadi kekuatan tersendiri atraksi Mandalika. Di pesisir selatan Lombok yang berpasir putih lembut itu terdapat sebuah kerajaan bernama Tanjung Bitu.
Kerajaan ini memiliki putri mahkota yang cantik jelita dan anti perang saudara, yang dikenal dengan nama Putri Mandalika. Karena kemolekannya, banyak pangeran dari negeri seberang yang jatuh hati padanya.
Putri Mandalika menjadi idola para anak-anak raja. Banyak yang ingin mempersunting Mandalika sebagai permaisuri. Sang Putri Pun tak kuasa menolak setiap pangeran yang datang hendak melamarnya.
Tidak ingin terjadi pertumpahan darah, saling bunuh, saling bertarung antar sesama, gara-gara memperebutkan dirinya, maka sang Putri rela mengorbankan jiwa raganya.
Pada hari yang sudah ditentukan, Putri Mandalika mengumpulkan seluruh pangeran beserta rakyatnya di Pantai pasir putih, yang kini dikenal sebagai Pantai Putri Nyale.