Unik, Nenek Berusia 96 Tahun di Yogya Ini Berjualan Gudeg Sejak Zaman Penjajahan Belanda
Dalam bahasa Jawa, nenek yang memiliki 15 orang cucu ini menceritakan kisahnya berjualan gudeg sejak zaman penjajahan Belanda.
Editor: Malvyandie Haryadi
Dalam keseharian berjualan gudeng, Mbah Lindu dibantu oleh putri bungsunya, Ratiah (50).
"Simbok memang tidak pernah libur jualannya, kalau Lebaran pun hanya libur hari pertama. Sehari-hari jika jualan sudah selesai, siangnya sudah memasak lagi untuk gudeg yang akan dijual hari berikutnya," ujar Ratiah.
Gudeg besek. (Tribun Jogja/Hamim)
Di rumah, Mbah Lindu akan meracik resep gudeg, krecek, dan lauk pendamping lainnya yang kemudian dimasak dengan kayu bakar.
Selain liputan media, gudeg Mbah Lindu semakin laris didatangi wisatawan maupun warga Yogyakarta yang penasaran dengan sosok ini.
Tak jarang mereka berlama-lama makan sembari ngobrol dengan Mbah Lindu.
Bagi Anda yang tertarik menikmati makanan khas Yogyakarta sambil berbincang dengan Mbah Lindu, silakan kunjungi di poskamling depan Hotel Grage Ramayana, Jalan Sosrowijayan, Yogyakarta.
Gudeg Mbah Lindu buka mulai dari jam 05.00 - 10.00 WIB dengan harga per porsi mulai dari Rp 15.000.