Ketika Motor Pun Mendaki Gunung Papandayan, "Raungannya" Terdengar dari Kejauhan
Motor-motor yang mendaki Gunung Papandayan rata-rata telah dimodifikasi sesuai dengan medan pendakian yang berbatu dan tanah gembur.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Kepulan asap dari kawah Gunung Papandayan masih terus keluar dari balik celah bebatuan pada Sabtu (20/2/2016) pagi.
Suara gas belerang yang menyembur keluar berbarengan dari kepulan asap tersebut.
Di tempat kaki berpijak, sekitar 500 meter dari titik awal pendakian di Camp David, terdengar suara mesin motor yang meraung-raung dari kejauhan.
Suaranya semakin dekat ketika mata belum mengintip ke belakang.
Kira-kira 100 meter di belakang, suara knalpot motor semakin bising.
Ketika menghadap ke belakang, motor itu terlihat berusaha untuk mendaki jalur pendakian selepas titik awal di Camp David.
Suara raungan mesin motor dan knalpot motor terus membayangi setiap orang yang mendaki Gunung Papandayan.
Medan pendakian yang berbatu dan tanah yang turun dan menanjak terjal juga terus dilahap oleh pemotor.
Hal itu KompasTravel rasakan ketika mendaki Gunung Papandayan Sabtu lalu.
Di sela-sela pendakian, pendaki kadang harus berbagi jalur dengan para pemotor untuk memberikan kesempatan lewat.
Seorang pengendara motor yang KompasTravel temui di pos pemeriksaan sebelum menuju Pondok Salada, Ica (45) mengatakan motor-motor yang berlalu lalang di Gunung Papandayan adalah milik warga sekitar.
Warga-warga sekitar memanfaatkan motor sebagai alat transportasi di gunung.