Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inilah Rahasia Kenapa Sate Maranggi dari Cianjur Ini Ludes Terjual Hingga 3.000 Tusuk Sehari

Inilah rahasia mengapa sate maranggi dari Cianjur ini bisa terjual hingga 3.000 tusuk sehari.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Inilah Rahasia Kenapa Sate Maranggi dari Cianjur Ini Ludes Terjual Hingga 3.000 Tusuk Sehari
Kompas.com/ Muhammad Irzal
Sate Maranggi Sari Asih, Jalan Raya Pacet, Cipendawa, Kabupaten Cianjur. 

TRIBUNNEWS.COM - Selain terkenal dengan berasnya, Cianjur memiliki kuliner khas sate yang berbeda dengan Madura. Daerah dataran tinggi tersebut terkenal dengan sate Maranggi yang menggunakan daging sapi.

Salah satu sate maranggi yang melegenda di Cianjur ialah Sate Maranggi Sari Asih, pusatnya terdapat di kabupaten Cianjur.

Sekitar lima kilometer dari puncak Bogor, melewati Pasar Cipanas, tepatnya setelah pertigaan Jalan Raya Pacet, Cipendawa, Kabupaten Cianjur.

Tempat yang berawal dari saung sederhana ini sempat berpindah-pindah tempat di sekitar pertigaan Pacet. Untuk menjaga kualitasnya, puluhan sate dibakar di atas arang dan tungku tradisional.


Sate Maranggi Sari Asih yang beroprasi 24 jam, masih menggunakan cara tradisional untuk memasaknya. Tepatnya berada di Jalan Raya Pacet, Cipendawa, Kabupaten Cianjur.

Walau seperti itu, saat ini Sate Maranggi Sari Asih telah menempati dua kavling ruko untuk menampung pelanggan setianya.

Mobil dan motor berpelat F dari Bogor, B dari Jakarta, dan D dari Bandung pun memenuhi parkirannya.

Penampilannya seperti sate maranggi pada umumnya, namun dalam satu hari bisa menghabiskan lebih dari 3000 tusuk.

Berita Rekomendasi

Memiliki dua menu, yaitu sate maranggi tanpa lemak dan menggunakan lemak. Anda dapat menyantapnya menggunakan nasi, atau ketan bakar sebagai pendamping khas sate maranggi.

Satu tusuk sate meranggi tanpa lemak dihargai Rp 3.500, sedangkan untuk yang menggunakan lemak cukup Rp. 2500. KompasTravelmencicipi satu porsi campur sate maranggi bersama satu balok ketan bakar.

Sate pun dihidangkan di atas piring dengan balutan daun pisang. Tersedia sambal oncom di masing-masing meja sebagai saus pelengkap. Pegawainya pun akan berkeliling memberikan teh hangat, yang sangat cocok diminum di tengah dinginnya cuaca Cianjur.

A photo posted by Sara Kerina (@saakerina) on


Asap tipis pun mengepul seketika, saat KompasTravel menguyur sambal oncom ke sate yang baru diangkat dari pembakaran. Saat mencobanya, rasa manis nan gurih dari potongan daging tebal sate maranggi, bercampur pedas dan asinya sambal oncom tersebut terasa istimewa.

Selain tebal, dagingnya tidak terasa keras, apalagi pilihan sate berlemak akan menambah gurihnya daging dan empuk saat digigit.

Satu balok ketan yang kering di luar namun lembut di dalam, membuat cita rasa khas kuliner ini semain terasa. Ketannya pun cocok untuk dicampur sambal oncom dengan paduan asin dan pedas.

Eman, sang pemilik merupakan saudara dekat dari Haji Masykur, orang yang sembilan tahun lalu mendirikan Sate Maranggi Sari Asih. “Satu hari bisa lebih dari 3.000 tusuk sate, kalau daging saya gak bisa itung. Sedangkan ketannya sekitar 500 balok,” ujarnya.

Yusuf, salah satu pelanggan yang ditemui KompasTravel saat berkunjung ke kedai ini, Minggu (21/1/2016), mengaku merupakan langganan Sari Asih sejak bertahun-tahun.

“Saya langganan sudah bertahun-tahun lalu, sejak sebelum nikah. Rasanya sih enak, Cuma yang beda dagingnya gak nanggung, besar-besar. Oncomnya juga gak manis kaya yang lain, di sini pedas asin rasanya pas,” ujar Yusuf yang datang bersama keluarga.

Jika Anda ingin mampir ke sini, jangan khawatir masalah waktu. Kedai yang memiliki 25 karyawan ini buka 24 jam nonstop. Namun, yang penting untuk diperhitungkan ialah pengalihan arus kendaraan di puncak.

Jika Anda ingin berkunjung lewat puncak pada akhir pekan. Biasanya pagi hari jalan dibuka untuk arah Jakarta menuju Cianjur atau Bandung, hingga pukul 10.00 WIB. (Muhammad Irzal/ Kompas.com )

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas