Lomba Durian Brongkol di Ambarawa, Semuanya Enak, Juri Kesulitan Tentukan Pemenang
Ribuan pohon durian yang berumur belasan hingga puluhan tahun tumbuh subur di lahan seluas 500 hektar di kaki Gunung Kelir.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, AMBARAWA - Desa Brongkol, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang selama ini dikenal sebagai sentra produsen buah durian.
Ribuan pohon durian yang berumur belasan hingga puluhan tahun tumbuh subur di lahan seluas 500 hektar di kaki Gunung Kelir.
Tiap-tiap pohon mempunyai buah dengan karakteristik citarasa yang berbeda-beda.
Menyebut nama "Brongkol" seolah adalah jaminan rasa buah durian dengan kualitas rasa yang istimewa.
Lantas bagaimana jika durian-durian asli Desa Brongkol ini beradu rasa?
Sedikitnya 52 durian Brongkol diadu rasa dalam lomba durian yang digelar di halaman Kantor Desa Brongkol, Selasa (1/3/2016) siang.
"Sudah terlalu banyak durian Brongkol yang jadi juara di lomba tingkat provinsi atau pusat. Tetapi kita masih punya ribuan lainnya yang belum sempat terekspos," kata ketua panitia lomba durian Desa Brongkol, Sumardi.
Sebut saja durian Kendil, Kopek, Sukun, Kenteng, Mentega, Tumbu, Moho dan durian Vera adalah sederet buah durian asal Brongkol yang pernah mencatatkan prestasi dalam berbagai lomba atau festival durian, baik tingkat provinsi maupun nasional.
Durian yang pernah menyabet juara, menurut Sumardi, tidak boleh diikutkan dalam lomba durian yang digelar pihak desa ini.
"Durian Tumbu pernah juara nasional di Jakarta sekitar tahun 80-an. Yang sudah pernah juara tidak ikut lomba ini," kata Sumardi, yang juga Kepala Dusun Tabak Gunung, Desa Brongkol.
Lomba durian tingkat desa ini, lanjut Sumardi, bertujuan untuk memperkenalkan varietas durian asli Desa Brongkol.
Alasannya, masih banyak varietas durian asli Brongkol yang belum begitu dikenal oleh para penggemar durian.
Padahal citarasanya tak kalah dengan buah durian Brongkol yang sudah pernah menjadi juara dalam berbagai ajang lomba.