Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Miliki Tempat Wisata bak "Surga", Pemkab Berau Tak Lagi Andalkan Industri Batubara dan Sawit

Wakil Bupati Berau Agus Tantomo tidak mau bergantung lagi kepada industri batubara dan sawit setelah menyadari potensi pariwisata Berau.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Miliki Tempat Wisata bak
divetime.com
Berenang dengan ubur-ubur di Danau Kakaban, Kaltim. 

Menurut Agus, keindahannya bisa disejajarkan dengan spot-spot ternama lain di Indonesia, seperti Bunaken hingga Raja Ampat.

Seperti Pulau Kakaban memiliki keunggulan yang tidak dimiliki tempat-tempat lain.

Di sana terdapat sebuah danau di mana wisatawan dapat berenang bersama ubur-ubur tanpa harus khawatir disengat.

Menurut Agus Tantomo, spot seperti ini hanya ada dua di dunia, satu di Berau dan satu lagi di El-Malik, Palau.

Masih di kawasan Kepulauan Maratua, sambung Agus, sangat banyak paket wisata yang bisa diambil.

Selain berenang bersama ubur-ubur tadi, wisatawan juga dapat melihat penangkaran penyu di beberapa pulau, yaitu Pulau Derawan, Pulau Semama, Pulau Sangalaki, Pulau Belambangan, Pulau Sambit, Pulau Mataha, dan Pulau Bilang-Bilangan.

Tujuh pulau-pulau kecil tersebut merupakan lokasi favorit penyu untuk bertelur.

BERITA TERKAIT

Rata-rata tercatat sebanyak 15.000 penyu betina dari jenis penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata) bertelur di pulau-pulau tersebut.

“Kabupaten Berau dengan luas pantainya memang merupakan habitat penyu terbesar se Asia Tenggara,” tegas Agus.

Agus memaparkan, di sana juga pihaknya sudah sejak dahulu mengkonservasi hiu tutul, yang saat ini menapai lebih dari 30 ekor, juga parimanta.

Agus menegaskan, untuk wisatawan yang ingin berkunjung ke sana, jangan khawatir soal akses, selain bisa melalui darat, laut, kini udara sangat memadai.

Berau ialah satu-satnya kabupaten di Kalimantan Timur yang didarati secara langsung oleh maskapai Garuda Indonesia.

“Hotel berbintang pun sudah memadai. Akses jalan darat sudah memadai, jalan utama sudah aspal. Kelemahan kami selama ini hanya cara mengemasnya, dan menjualnya,” kata Agus.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas