Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Mengapa Orang Belitung Punya Slogan 'Tiada Hari Tanpa Kopi'

Ini cerita kenapa orang Belitung tak bisa jalani hari-hari tanpa minum kopi dulu.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Cerita Mengapa Orang Belitung Punya Slogan 'Tiada Hari Tanpa Kopi'
Instagram

TRIBUNNEWS.COM -  "Tiada hari tanpa kopi", begitulah kesan ketika melihat sudut-sudut kota Belitung, tepatnya di KV Senang.

Beberapa masyarakat Belitung duduk santai di bangku-bangku dan meja kayu pendek yang terbilang kusam.

Dari topik sehari-hari semisalnya harga kebutuhan pokok hingga topik yang paling hangat waktu itu yakni gerhana matahari total mulai diperbincangkan.

Segelas kopi hitam yang tersaji hangat maupun dingin menjadi teman "ngobrol" di Warung Kopi Ake.

Pemilik Warung Kopi Ake, Akiong (61) mengatakan, setiap hari sekitar lebih dari 50 orang datang ke warungnya untuk menikmati kopi yang disajikannya. Setiap hari pula, mereka yang datang, lanjut dia, selalu duduk-duduk santai mengobrol sambil menyeruput kopi.

"Dari dulu sejak zaman kakek, Warung Ake memang tempatnya orang-orang seperti guru-guru, pejabat minum kopi pagi-pagi.


Penikmat kopi tengah berbincang di depan Warung Kopi Ake, Belitung, Senin (7/3/2016) sore. (Kompas.com/ Wahyu Adityo)

Dulu gak ada koran, jadi cerita-cerita apa saja tentang politik," kata Ake kepada KompasTravel di Belitung, Kepulauan Bangka Belitung saat acara Dwidayatour Media Trip: GMT Belitung pekan lalu.

BERITA TERKAIT

Suara-suara perbincangan tentang serba-serbi hidup yang terjadi di sekitar penikmat kopi di Warung Kopi Ake terdengar lantang.

Bahkan seakan-akan berlomba untuk mengalahkan suara kendaraan yang melintas di Bundaran Tugu Satam.

Tak hanya obrolan-obrolan ringan yang menjadi topik di Warung Kopi Ake. Akiong mengaku semenjak mencuat isu pemisahan Bangka Belitung dari Sumatera Selatan, pejabat-pejabat teras berkumpul di Warung Kopi Ake untuk melaksanakan rapat sambil minum kopi.

"Jadi makanya, dulu suka dibilang warung politik," ucap Akiong sambil tertawa.

Begitu juga yang terlihat di Warung Kopi Kong Djie di persimpangan Jalan Kemuning dan Jalan Siburik Barat.

Walaupun saat itu terlihat kotor karena puntung rokok yang bertebaran dan tisu yang berserakan, masyarakat Belitung tetap asyik mencumbu gelas untuk menikmati kopi.

Pemilik Warung Kopi Kong Djie, Ishak Holidi (52) menyebutkan warung kopi adalah tempat untuk bertukar informasi yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas