Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ombak Bono, Fenomena Alam Unik di Riau dan Mitos 7 Hantu di Kalangan Masyarakat Lokal

Ombak besar di laut, itu pemandangan biasa tapi kalau ombak besar di sungai, itu fenomena alam luar biasa.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Ombak Bono, Fenomena Alam Unik di Riau dan Mitos 7 Hantu di Kalangan Masyarakat Lokal
Kompas/Syahnan Rangkuti
James Cotton peselancar Australia (berdiri di belakang) berhasil mencatat rekor dunia berselancar ombak bono sejauh 17,2 kilometer, memecahkan rekor Steve King asal Inggris sejauh 12,23 kilometer yang dibuat tahun 2013. 

TRIBUNNEWS.COM, RIAU - Ombak besar di laut, itu pemandangan biasa tapi kalau ombak besar di sungai, itu fenomena alam luar biasa.

Sungai umumnya memiliki riak atau gelombang kecil, namun di hilir Sungai Kampar, wilayah semenanjung Kampar, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau, ombak sungai air tawar itu dapat mencapai ketinggian lima meter.

Dahulu kala pada era nenek moyang suku yang bermukim di tepian semenanjung Kampar, gelombang yang disebut dengan “bono” itu merupakan pemandangan mengerikan dan ditakuti.


Mengabadikan momen dikejar ombak bono sungguh mengasyikkan dan takkan terlupakan. (Kompas/Syahnan Rangkuti)

Maklum saat itu belum ada penjelasan ilmiah sementara berbagai cerita seram dan bencana kerap dikisahkan secara turun temurun oleh orang-orang tua kepada anak dan cucu.

Mitos yang bertahan sampai kini adalah, ombak bono digambarkan sebagai tujuh hantu.

Hantu itu berupa ombak tujuh lapis.

Ombak besar berada di depan yang diikuti oleh enam ombak kecil di belakangnya.

BERITA REKOMENDASI

“Sewaktu saya kecil, kami di sini takut terhadap bono. Orangtua saya menceritakan di setiap bono selalu ada hantu putih perempuan yang berdiri di atasnya. Apalagi kalau bono malam hari, sering muncul penampakan aneh,” kata Jantan (40), warga Desa Teluk Meranti.

Menurut Jantan, semasa dia kecil ombak bono dapat mencapai ketinggian enam sampai tujuh meter terutama pada bulan-bulan basah di akhir tahun.


Mengabadikan momen dikejar ombak bono sungguh mengasyikkan dan takkan terlupakan. (Kompas/Syahnan Rangkuti)

Sekarang ini ketinggian bono berkurang seiring dibangunnya waduk Pembangkit Listrik Koto Panjang di hulu sungai sejauh 300 kilometer dari semenanjung Kampar, pada tahun 1997.

Kisah bencana yang terjadi akibat diterjang ombak bono memang cukup sering, karena aliran Sungai Kampar masih dipakai sebagai sarana transportasi warga yang bermukim di sepanjang sungai.

Di ujung Sungai Kampar terdapat beberapa pulau kecil seperti Pulau Muda, Pulau Serapung dan yang terbesar Pulau Mendol yang memiliki pemukiman penduduk.


Perahu yang tidak kuat saat bono datang sangat gampang dijungkirbalikkan ombak besar yang bergulung.

Dulu, hampir setiap tahun hantu bono meminta korban jiwa.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas