Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ceng Beng, Ketika Ribuan Diaspora Tionghoa Berziarah Sekaligus Berwisata ke Bangka

Sejarah panjang Pulau Bangka dan etnis Tionghoa menjadikan sebagian warga keturunan Tionghoa mengganggap Bangka tanah leluhurnya, bukan Tiongkok.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Ceng Beng, Ketika Ribuan Diaspora Tionghoa Berziarah Sekaligus Berwisata ke Bangka
BANGKA POS/ IWAN SATRIAWAN
Pulau Antu, salah satu pulau kecil yang bertebaran di Pulau Putri dan Pulau Lampu Belinyu. (Bangkapos/ Iwan Satriawan) 

Laporan Wartawan Bangka Pos, Iwan Satriawan

TRIBUNEWS.COM, BANGKA - Ribuan warga keturunan Tionghoa yang kini tersebar di kota-kota besar di Indonesia maupun yang merantau ke luar negeri seperti Hongkong, Amerika Serikat, RRT dan negara lain dipastikan akan datang berziarah ke Pulau Bangka saat perayaan tradisi Ceng Beng (sembahyang kubur) 5 April mendatang.

Mereka akan berziarah ke makam-makam leluhur mereka yang tersebar di kota-kota di Pulau Bangka seperti Pangkalpinang, Sungailiat, Muntok, Belinyu, Koba dan Toboali.

Tradisi tahunan Ceng Beng sendiri merupakan wujud bhakti kepada leluhur maupun orang tua yang sudah tiada dan merupakan moment sakral bagi warga keturunan Tionghoa dimanapun mereka berada.


Dua buah batu raksasa yang terbelah dan dinamakan Batu gerbang di pintu masuk pantai Romodong Belinyu.(Bangka Pos/ Iwan Satriawan)

Sejarah panjang Pulau Bangka dan etnis Tionghoa menjadikan sebagian warga keturunan Tionghoa mengganggap Pulau Bangka adalah tanah leluhurnya, bukan negeri Cina.

Pelaku wisata Belinyu sekaligus panitia Ceng Beng Kecamatan Belinyu kabupaten Bangka Andre Tanjung mengungkapkan, untuk wilayah Kecamatan Belinyu sendiri diperkirakan ada 2000 an perantau yang kini tersebar di kota-kota besar Indonesia maupun luar negeri yang akan datang melaksanakan tradisi Ceng Beng.

"Itu belum kota-kota lain seperti Pangkalpinang, Sungailiat. Mereka biasanya datang rombongan. Satu keluarga kan biasanya bawa anak-anaknya juga," ungkap Andre, Minggu (27/3).

Berita Rekomendasi

Menurutnya, para perantau yang akan melaksanakan tradisi Ceng Beng secara bertahap kini mulai berdatangan ke Pulau Bangka karena sebagian ada yang langsung merayakan moment Paskah.

"Yang merayakan Paskah sudah berdatangan dan sebagian berangkat lagi tapi ada juga yang menunggu hingga Ceng Beng. Kalau di Belinyu puncak Ceng Beng tanggal 4 April mendatang," jelasnya.

‎Andre memastikan, moment Ceng Beng memberikan pengaruh yang besar terhadap geliat perekonomian maupun wisata di Pulau Bangka.

Pasalnya selain berziarah, para perantau yang datang untuk melaksanakan tradisi Ceng Beng biasanya langsung memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berwisata di sejumlah objek wisata yang ada di Pulau Bangka.

"Kalau di Belinyu biasanya ke Pulau Putri, Batu Dinding, Romodong, benteng Kuto Panji dan objek wisata di Sungailiat seperti Puri Tri Agung dan pantai-pantainya," ujar Andre.

‎Untuk ritual Ceng Beng sendiri pada saat ritual, masyarakat keturunan Tionghoa memanjatkan doa kepada leluhur yang meninggal agar mendapat tempat terbaik disisi Sang Pencipta.

Ritual biasanya dimulai sejak pukul 02.30 WIB dini hari tanggal 4 April, para peziarah mulai berdatangan kemakam dengan membawa sesajian yang telah disiapkan dari rumah masing-masing diantaranya Sam-sang(tiga jenis daging), Sam kuo (tiga macam buah-buahan) dan Cai choi(makanan vegetarian), di makam leluhurnya masing-masing para peziarah melakukan ritual sembahyang, sebelumnya kubur diterangi oleh lilin, dibakar hio (garu), dan diletakkan kim chin(uang palsu kertas) di atas tanah makam sembari memanjatkan doa agar arwah orang tua dan leluhur mereka tenang di alam baka dan meminta diberikan rezeki serta kedamaian‎.

Sumber: Bangka Pos
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas