Batu Beriga, Keelokan Sepotong Surga di Ujung Timur Pulau Bangka
Pantai di kawasan Batu Beriga, Tanjung Berikat, sepotong surga di ujung Bangka.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan wartawan Bangka Pos, Iwan Satriawan
TRIBUNEWS.com, BANGKA -- "Pak Kades, tolong pantai yang bersih ini tetap terjaga kebersihannya," pesan salah seorang pengunjung asal Medan Sumatera Utara usai menikmati keindahan pantai berpasir putih dan beningnya air Tanjung Berikat baru-baru ini.
Pesan pengunjung itu tidak main-main lantaran keelokan sepotong surga di ujung timur Pulau Bangka itu dikhawatirkan akan tercemar sampah yang ditinggalkan pengunjung di kawasan itu.
Batu Beriga, pantai indah di kawasan Tanjung Berikat, Bangka. (Bangka Pos/ Iwan Satriawan )
Apalagi bebatuan nan unik bak disusun oleh tangan-tangan raksasa yang bertebaran disana, sulit dicari gantinya jika nantinya dikotori tulisan-tulisan tangan-tangan tak bertanggung jawab.
"Kita memang berencana membuat tim untuk kebersihan pantai kita. Nanti kita akan membuka permainan Banana Boat dan sebagian keuntungannya untuk kebersihan pantai," ungkap Kades Batu Beriga Endang Setiawan.
Ia menjelaskan, masyarakat Batu Beriga yang mayoritas penduduknya merupakan nelayan memang sangat kuat menjaga kelestarian lingkungan disana.
Hal ini dapat dilihat dari masih asrinya pepohonan bakau yang ada di sepanjang bibir pantai desa tersebut.
"Kita yakin potensi yang ada di desa kita bisa menjadi objek wisata yang menjanjikan," imbuhnya.
Selain ada dua pantai yang indah yaitu Tanjung Berikat dan Pantai Gusun, Desa ini memiliki sebuah pulau yang masih perawan yaitu pulau Gelasa yang berada ditengah-tengah laut antara Pulau Bangka dan Pulau Belitung.
"Disana masih alami. Ada burung-burung yang tidak bisa ditemui di tempat lain seperti Pergam dan terumbu karangnya masih bagus untuk snorkeling," jelas Endang.
Desa Batu Beriga Kecamatan Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah selain dikaruniai keindahan alam pantai juga dikaruniai potensi tambang timah.
Potensi ini melirik sejumlah pihak untuk mengeruknya namun selalu mendapat penolakan keras dari warga setempat.
"Dari tahun 2012, tahun 2013 ada TI Apung hingga Kapal Isap yang mau masuk menambang disini tapi kami tolak," pungkasnya.(wan)