Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mau Jalan-jalan Keliling Banda Aceh? Naik Bus Trans Koetaradja Saja

Jalan-jalan keliling Banda Aceh akan menjadi lebih asyik dan menyenangkan.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Mau Jalan-jalan Keliling Banda Aceh? Naik Bus Trans Koetaradja Saja
Serambi Indonesia/Hari Mahardhika
Bus Trans Koetaradja. 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati

TRIBUNNEWS.COM, ACEH – Jalan-jalan keliling Banda Aceh akan menjadi lebih asyik dan menyenangkan.

Pasalnya layanan transportasi publik berupa bus Trans Koetaradja hadir di Banda Aceh Senin, (4/4/2016).



Akhirnya warga dari ujung barat Indonesia itu bisa merasakan kenyamanan berkendaraan umum dengan menggunakan fasilitas publik yang diperuntukkan bagi warga biasa dan kaum disabilitas.

Bus berkapasitas 76 penumpang itu terdiri atas 26 seat dengan empat seat khusus disabilitas ditambah 50 pegangan.

Kabid Perhubungan Darat Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika (Dishubkomintel) Aceh, Raidin Pinim dalam konferensi pers di Terminal Batoh, Banda Aceh menyebutkan 11 unit akan melewati koridor 1 yaitu Pusat Kota - Darussalam sebanyak enam unit dan Darussalam - Pusat Kota lima unit.

Jarak antara satu bus dengan bus lainnya untuk berhenti di halte selama 10 menit.

"Kita berharap dengan hadirnya bus Trans Koetaradja ini dapat mengurangi kemacetan dengan melarang putra putri kita, anak-anak sekolah dan mahasiswa menggunakan sepeda motor. Kemudian memanfaatkan bus ini sebagai sarana transportasi yang dapat digunakan ke sekolah dan universitas," ujarnya.


Serambi Indonesia/Hari Mahardhika - Bus Trans Koetaradja.

Sementara sembilan unit lainnya, dikatakan Raidin sedang dalam proses pengiriman dari Tanjung Priok, Jakarta Utara ke Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara yang selanjutnya dibawa ke Banda Aceh melalui jalur darat.

"Sembilan unit lagi hari ini (kemarin-red) akan berangkat dari Tanjung Priok, dan sekitar satu minggu akan tiba di Banda Aceh," kata Raidin.

Lanjutnya lagi, direncanakan dua minggu ke depan bus akan di-launching oleh gubernur dan akan beroperasi pada koridor 1.

"Saat uji coba nanti akan kita gratiskan ke masyarakat, sebelum dikeluarkan tarif resmi oleh pemerintah Aceh. Dan selanjutnya akan kita koordinasikan dengan gubernur Aceh. Terkait tarifnya kita usahakan bersubsidi agar dapat membantu pelajar dan mahasiswa," imbuhnya.

Rute dan jadwal

Bus mulai beroperasi pukul 7.00- 22.00 WIB.

11 unit akan melewati koridor 1 yaitu Pusat Kota - Darussalam sebanyak enam unit dan Darussalam - Pusat Kota lima unit.

Jarak antara satu bus dengan bus lainnya untuk berhenti di halte selama 10 menit.

Tahun ini Dishubkomintel Aceh sudah menganggarkan biaya sebesar Rp 6 miliar untuk pembangunan halte bus trans koetaradja pada koridor 2, yaitu Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) - Pusat Kota- Pelabuhan Ulee Lheue.

Direncanakan ada 6 koridor yang dibangun untuk dilalui bus tersebut, koridor 3 Pusat Kota- Mata Ie, koridor 4 Pusat Kota – Ajun - Lhoknga, koridor 5 Ulee Kareng - Terminal Tipe A, dan koridor 6 Terminal Tipe A - Syiah Kuala.

"Karena ini sedang tahun politik, maka dengan kehadiran bus trans koetaradja ini tidak ada yang memanfaatkannya sebagai ajang politik. Jadi tidak ada yang menjadi pahlawan dalam pengadaan bus tersebut, karena ini murni bantuan dari Kementerian Perhubungan untuk melayani masyarakat di Banda Aceh dan yang berkunjung ke Aceh," tuturnya.

Sementara anggota Komisi C DPRK Banda Aceh, Irwansyah ST mengingatkan agar kehadiran bus trans koetaradja tidak menjadi sumber kemacetan baru di Banda Aceh.

Hal itu karena ukuran bus yang lumayan besar sedangkan ukuran jalan di Banda Aceh tidak bertambah, sehingga ia meminta dinas terkait untuk dapat membersihkan koridor Trans Koetaradja bebas dari parkir.

"Ini harus benar-benar dilakukan tindakan terutama jalan yang banyak perkantoran dan warung kopi yang sangat rawan parkir di koridor bus. Apabila ini terjadi kita khawatir akan jadi sumber kemacetan baru,” demikian Irwansyah.

Koetaradja sendiri merupakan nama Banda Aceh tempo dulu.

Koetaradja bermakna ‘kota para raja’ dikarenakan tempat itu menjadi pusat Kerajaan Aceh Darussalam.

Di umurnya yang sudah mencapai 880 tahun, wajah Koetaradja atau Banda Aceh tentu sudah banyak berubah.

Konon lagi usai disapu tsunami pada pengujung 2004 silam.

Namun banyaknya negara yang menjadi donator membuat kota yang merayakan hari jadi pada 22 April itu terlihat semakin bersolek dengan sentuhan arsitektur modern di setiap sudutnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas