Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Singgah di Desa Meunasah, Sentra Perajin Peci khas Aceh yang Tersohor hingga Mancanegara

Dia memproduksi enam motif peci khas Aceh yaitu rajut Jawa, rencong, pinto Aceh, kerawang, keong dan khat.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Singgah di Desa Meunasah, Sentra Perajin Peci khas Aceh yang Tersohor hingga Mancanegara
Kompas.com/Masriadi
Peci khas Aceh dengan motif Pinto Aceh. 

TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Deru mesin jahit bersahutan satu sama lain di Desa Meunasah Mesjid Teupin Punti, Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara, Rabu (27/4/2016).

Desa itu merupakan sentral perajin peci khas Aceh.

Sejumlah perajin memproduksi aneka motif peci di lokasi itu.

Salah satunya, Iwan Sunarya. Ayah satu anak ini membuka usahanya sejak belasan tahun lalu.


Dia memproduksi enam motif peci khas Aceh yaitu rajut Jawa, rencong, pinto Aceh, kerawang, keong dan khat.

Semua motif itu memiliki pangsa pasar tersendiri di nusantara.

Berita Rekomendasi

“Seiring kemajuan teknologi, mesin jahit semakin canggih, maka produksi pun semakin bisa kami tingkatkan. Jika tahun lalu per bulan saya produksi 800 peci, sekarang bisa 1.200 peci,” sebut Iwan Sunarya kepada KompasTravel.

Saat ini, peci itu dijual ke seluruh provinsi di Sumatera.

Sementara untuk luar Sumatera, penjualan hanya pada acara tertentu saja.

Misalnya, sambung Iwan, ada pameran kerajinan di Jakarta, maka produksi peci Aceh turut serta dipamerkan.

“Biasanya orang dari dewan kerajinan daerah membeli produk kami. Lalu dibawa pada acara di dalam dan luar negeri. Kami belum memiliki akses langsung ke pembeli di luar Sumatera dan luar negeri,” sebut Iwan.

Penjualan semakin meningkat saat bulan Ramadhan tiba. Biasanya, masyarakat Aceh kerap mengganti peci jelang memasuki bulan Ramadhan.


KOMPAS.COM/MASRIADI - Peci Aceh dengan motif Rencong Aceh 

Bahkan, penjualan ke luar Aceh pun semakin meningkat saat umat Muslim menjalankan ibadah puasa tersebut. 

“Jika hari biasa begini, menjadi khas di Aceh bahwa salah satu oleh-oleh yang diberikan untuk tamu adalah peci. Makanya, penjualannya relatif stabil,” terangnya.

Iwan mematok harga pecil dari Rp 30.000 hingga Rp 100.000 per peci. Tergantung bahan dan motif yang digunakan. “Misalnya kain dengan kualitas terbaik beledu, maka itu dijual 100 ribu rupiah per peci. Dan itu harga termahal,” terang Irwan.

Tidak jarang pula, sambung Irwan, pengunjung dari luar Aceh langsung membeli ke sentral perajin peci itu. Untuk promosi, Irwan menggunakan jejaring media sosial. “Jadi bisa juga pesan melalui akun facebook saya. Itu hikmah kemajuan teknologi,” terangnya.

Kini, bagi Anda yang berkunjung ke Aceh dan ingin membeli oleh-oleh maka, peci menjadi salah satu pilihan. Silakan mengenakan peci Aceh yang tersohor itu.

Kompas.com/Masriadi

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas