Rahasia di Lorong-lorong Istana Penguasa Tanah Jawa di Solo
Inilah sudut-sudut Keratonan Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang menyita perhatian wisatawan.
Editor: Agung Budi Santoso
Dari situ melewati gerbang kecil memiliki nama Kori Kamandungan ke dalam area keraton.
Sebelum memasuki area keraton, para pengunjung akan dikenai tarif Rp 10.000, tiket berlaku untuk museum keraton dan museum mobil.
Dari tempat pembelian tiket kita bisa langsung berjalan menuju museum keraton yang berjarak kurang lebih 400-an meter.
Dikanan kiri jalan menuju museum keraton akan dijumpai banyak penjual suvernir khas solo, seperti kerajinan dari akar wangi, mobil-mobilan dari kayu dll.
Wisatawan ramai-ramai mendatangi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Tribunsolo.com/ Imam Saputro)
Ketika memasuki area keraton ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti keharusan unutk menggunakan pakaian yang sopan, tidak memakai kacamata hitam dan melepas topi.
“Hal ini untuk menghormati warisan leluhur, masa mau berkunjung ke rumah raja memakai rok pendek, kan ya tidak pas” ujar salah satu pemandu wisata di keraton , KRAT.Budoyoningrat,.
Pemandu wisata menjadi teman yang harus dimiliki ketika berkunjung ke keraton, karena dari situlah akan didapatkan penjelasan-penjelasan sangat lengkap dan menarik terkait detil-detil yang ada di keraton.
Para pemandu wisata ini biasanya menggunakan samir, seperti dasi berwarana merah dan kuning yang dikalungkan di leher. Arti dari samir sendiri adalah, merah brarti berani ,emas artinya baik,jadi brarti berani masuk kraton harus untuk tujuan yang baik, intinya menolak bala .
Saat memasuki kawasan dalam keraton, para pengunjung yang memakai sandal diharapkan melepas alas kaki, demi tujuan yang sama, penghormatan, namun tidak bagi yang memakai sepatu.
Tapi satu rahasia kecil dari para pemandu, sebaiknya melepas alas kaki ketika masuk area dalam, karena di dalam keraton sudah dilapisi pasir yang khusus didatangkan dari lereng gunung Merapi dan pesisir pantai selatan.
Nah, sensasi berjalan di atas pasir itu menurut para pemandu juga bisa menjadi terapi bagi orang yang memiliki penyakit rematik, sudah tidur dll.
Rindangnya pohon sawo kecik yang menaungi kawasan dalam keraton melindungi para pengunjung dari sengatan matahari Solo yang cukup tajam.
“Sawo kecik ini dipilih karena pertama, daunnya rindang, jadi bisa menaungi, begitu juga keraton, harus bisa menaungi, kemudian sawo kecik itu secara Jawa mirip dengan kata sarwo becik, yang artinya selalu baik. ”jelas Budoyoningrat yang masih menemani.
Di sekitar Pendhapa Agung Sasana Sewaka, tempat biasa Tari Bedhaya Ketawang dipentaskan, nampak beberapa patung-patung yang berasal dari Eropa.