Mampir ke Kampung Pathuk, Melihat Sentra Produksi Bakpia Legendaris dari Yogyakarta
Di daerah ini berderet toko atau gerai yang menjual bakpia sebagai oleh-oleh bagi wisatawan.
Editor: Malvyandie Haryadi
![Mampir ke Kampung Pathuk, Melihat Sentra Produksi Bakpia Legendaris dari Yogyakarta](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/bakpia_20160503_094502.jpg)
Mungkin potongan harga itu—apabila tidak dikembalikan ke pembeli—jadi jatah bagi pengantar yang membawa konsumen berbelanja ke produsen.
Penganan ini masa expired-nya rata-rata empat hari, sedangkan produk yang premium bertahan 10 hari.
Produsen ”buka warung”-nya tiap hari pukul 06.00-23.00 WIB.
Tidak perlu khawatir akan kesasar apabila menuju kampung itu.
Tanya saja tukang becak, kusir andong, tukang ojek sepeda motor, ataupun warga Yogya lain, mereka pasti tahu, malah menunjukkan jalan ke lokasi kampung itu.
Kunjungan ramai ketika liburan sekolah, ditandai oleh banyaknya mobil pribadi dan minibus wisata yang berkunjung ke sentra industri penganan itu.
”Kalau musim liburan sekolah, wah macetnya luar biasa,” ujar Ardi, sopir mobil sewaan di Yogya.
Menurut dia, kendaraan roda empat parkir di halaman rumah produsen hingga pinggir jalan membuat macet lalu lintas di Jalan KS Tubun.
Konsumen bisa membeli bakpia dingin dalam kotak kemasan, juga yang hangat alias baru dikeluarkan dari tungku oven.
Walhasil, mau bakpia hangat-dingin, rasa cokelat, durian, dan ketela ungu, tinggal pilih sesuai selera.
(KOMPAS/KHAERUL ANWAR)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.