Pendaki Maraton Ini Jadi Korban "Jambret" di Puncak Gunung Agung Bali
Pendakian Gunung Agung, Bali, oleh pendaki maraton gunung solo, Willam Sigar Tasiam (58) merupakan kali ke-10 baginya.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, KARANGASEM - Pendakian Gunung Agung, Bali, oleh pendaki maraton gunung solo, Willam Sigar Tasiam (58) merupakan kali ke-10 baginya.
Sebelumnya ia sudah pernah enam kali mendaki lewat jalur Pura Besakih, empat kali lewat jalur Pura Pasar Agung.
Minggu (1/5/2016) malam yang lalu, Willem kembali mendaki gunung suci tersebut lewat Pura Pasar Agung.
Sebelum berangkat, dia membawa bekal sandwich yang dibeli di restoran dua jam sebelumnya.
Willem juga membawa beberapa buah pisang untuk asupan tenaga selama pendakian.
"Padahal baru kali pertama saya membawa sandwich ke atas, eh diambil monyet. Pisang juga diambil lagi!" tutur Willem, sedikit menggerutu namun tertawa geli, kepada KompasTravel yang menemaninya dalam perjalanan ekspedisi "Jelajah Tanpa Batas".
Ekpedisi ini menargetkan Willem Sigar mampu mendaki 50 gunung dalam 40 hari.
Dok. Willem Sigar - Willem Sigar di puncak Gunung Agung, Bali.
Sandwich itu sengaja disimpannya untuk dimakan saat tiba di puncak. Namun nasib berkata lain.
Begitu sampai di puncak Gunung Agung, saat Willem dengan sukacita mengabadikan momen, kumpulan monyet mendekat dan salah satunya "menjambret" makanan miliknya.
"Bener-bener yah itu monyet. Padahal kerilnya saya taruh di depan, nggak jauh," kisah Willem.
Kelompok monyet itu bukan cuma satu, dua, atau sepuluh. Sepanjang pendakian, Willem melihat dua kelompok monyet yang masing-masing beranggotakan sekitar 20 ekor.
"Satu kelompok di puncak, satu kelompok lagi di bawah. Tiap kelompok punya raja," tambah dia.
Gerombolan monyet ini memang berkeliaran namun hanya jika pendaki melewati jalur Pura Pasar Agung.
Selama empat kali Willem mendaki lewat jalur tersebut, baru kali ini perbekalannya dicuri mahluk jahil itu.