Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Arief Yahya: Terimakasih Kepada Masyarakat yang Berwisata di Dalam Negeri

Jika ingin berbahagia, sejatinya tidak terlalu rumit, tidak njlimet seperti ilmu matematika, cukup menjaga keseimbangan hidup

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Arief Yahya: Terimakasih Kepada Masyarakat yang Berwisata di Dalam Negeri
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Arief Yahya 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Jika ingin berbahagia, sejatinya tidak terlalu rumit, tidak njlimet seperti ilmu matematika, cukup menjaga keseimbangan hidup dan menikmatinya sepenuh hati.

“Saya senang, long week end ini banyak orang berbahagia, berwisata bersama keluarga, anak istri suami, sanak famili, kerabat karib, saudara dan orang-orang dekat. Liburan sambil merasakan suasana yang berbeda dari rutinitas harian yang penat oleh pekerjaan,” ungkap Menpar Arief Yahya, yang juga ikut bahagia bersama keluarga di Bandung.

Arief Yahya menyadari belum semua destinasi itu perfect. Belum semua fasilitas pariwisata itu sempurna. Problem kemacetan dan infrastruktur, masalah health and hygiene, soal security and safety, soal manajemen destinasi, soal akses-atraksi-amenitas yang terintegrasi, masih jauh dari sebutan rapi.




Tetapi, public juga menyadari, bahwa membangun semua infrastruktur itu tidak bisa simsalabim, adakadabra, segala permintaan langsung jadi.

Semua membutuhkan proses, semua memperlihatkan progress. “Public semakin paham, bahwa kami juga bergerak cepat dari semua lini.

Membangun destinasi baru, 10 Bali baru, menata destinasi lama, mensinergikan antardestinasi sehingga terkoneksi dalam satu spirit Indonesia Incorporated. Ada yang dimulai sekarang, hasilnya baru 2-3 tahun lagi.

Ada juga yang digarap sekarang, impact-nya sudah terasa. Semua lini kita sentuh, ditemukan critical success factor, dan langsung actions. Berawal dari akhir, memulai dari desireability (keinginan), bukan feasibility (kebiasaan),” ucapnya.

BERITA TERKAIT

Menpar Arief Yahya suka membagi tiga besar pekerjaan yang sedang diseriusi saat ini. Pertama, di Kelembagaan dilakukan proses deregulasi, menata kembali regulasi agar lebih cepat, lebih simple, lebih murah, lebih menarik. Dari soal Bebas Visa Kunjungan (BVK), pencabutan CAIT untuk yacht, menghapusan Cabotage untuk cruise, dan lainnya.

Kedua, untuk Pemasaran, memperkuat Branding, mempertajam Advertising, dan melakukan Sales (BAS). Strategi medianya, menggunakan pendekatan Paid Media, Own Media, Social Media, dan Endorser (POSE).

Ketiga, pengembangan Destinasi dan Industri, menggunakan strategi Destinasi, Originasi dan Time Line (DOT). Selain 3 greaters, Great Bali, Great Jakarta, dan Great Batam, sudah diluncurkan “10 Bali Baru” atau 10 Top Destinasi Prioritas.

Arief Yahya gembira, warga di hampir semua kota di Indonesia bergerak, dari satu kota ke kota lain. Hampir semua hotel full booked. Itu pertanda, Wisatawan Nusantara (Wisnus) semakin kuat, semakin percaya berwisata di dalam negeri, menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

“Terima kasih kepada masyarakat yang sudah memilih berwisata di dalam negeri, mengunjungi destinasi nasional, yang menjadi andalan masing-masing kota di tanah air. Bahagia kan tidak harus berwisata jauh-jauh ke negeri seberang. Inilah yang membuat industri kepariwisataan kita terus hidup dan berkembang,” kata lulusan ITB Bandung, Surrey University Inggris dan Unpad Bandung itu.

Jangan lupa, foto-foto bersama orang-orang terkasih, di-up load di media social, seperti Facebook, Twitter, Instagram, Pinterest, Google+, dan di share ke WhatsApp Group masing-masing. Jangan lupa juga, sisipkan hastag #PesonaIndonesia #WonderfulIndonesia, agar semua foto-foto piknik dan suasana bahagia itu tersebar ke jagad maya. Juga untuk memperkuat National Branding untuk mengembangkan pariwisata.

“Percayalah, berwisata di dalam negeri juga keren dan bergengsi kok. Dari ratusan, bahkan ribuan lokasi wisata yang bisa membuat bahagia. Jika terpikat wisata bahari, ada Pulau Weh Aceh, Mandeh Sumbar, Bintan dan Anambas di Kepri, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Karimunjawa Jateng, Pulau Seribu DKI, Banyuwangi Jatim, Gili-gili di Lombok, Komodo Labuan Bajo, Wakatobi Sultra, Derawan Kaltim, Selat Lembeh dn  Bunaken, Raja Ampat, Morotai, dan lainnya. Itu kelas dunia semua!” ujar Arief Yahya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas