Jangan Mengira Liburan Itu Selalu Menyenangkan, Waspadai Potensi Sindrom Seperti Ini
Jangan mengira liburan itu selalu menyenangkan. Waspadai potensi sindrom yang amat menyiksa seperti ini.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Jangan berpikir semua orang berhagia dengan liburan yang dilaluinya.
Di beberapa tempat, sebagian orang menganggap liburan sebagai roller coaster yang berada di fase turun.
Entah itu dikarenakan ekspektasi tinggi yang tak kesampaian, atau ketakutan kembali ke fase-fase kesepian saat bekerja.
Beberapa ahli mengatakan depresi pasca liburan adalah sesuatu yang lumrah adanya.
Perasaan sedih, bersalah, marah, apalagi jika liburan yang dilaluinya tidak membuatnya lebih bahagia.
Sindrom ini biasanya dimulai dengan gejala munculnya perasaan sedih, rasa bersalah, marah, tidak bahagia, sampai yang parah, insomnia, pemarah, nafsu makan menurun drastis, sulit konsentrasi, cemas, dan lain sebagainya.
Beberapa hari yang lalu, bisa jadi Anda tengah menyantap hidangan terlezat dengan orang terdekat Anda.
Setelah itu berlalu, Anda akan kembali ke fase bekerja, meringkuk di tengah tumpukan dokumen-dokumen yang membosankan.
Rasanya cukup normal saat Anda sedikit kecewa dengan liburan yang sementara, tapi jangan sampai Anda membiarkan perasaan itu menguasai Anda. Oleh karena itu, ada baiknya Anda merencanakan hal-hal berikut:
- Buatlah rencana
Merancang ulang jadwal liburan itu penting. Pilihlah waktu-waktu yang tepat, di sela-sela kesibukan Anda untuk menghubungi lagi teman-teman Anda yang terlewat saat liburan sebelumnya.
Makan malam sederhana akan membuat Anda jauh lebih senang daripada sebelumnya.
- Ciptakan pilihan yang sehat