Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sate Maranggi dan Kopi Mandailing, Menu Santap Siang Jokowi dengan Pebisnis Korea

"Sate Maranggi dan kopi Mandailing menu spesial santap siang dengan para CEO Korsel yang berinvestasi di Indonesia," tulis Jokowi.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Sate Maranggi dan Kopi Mandailing, Menu Santap Siang Jokowi dengan Pebisnis Korea
Kompas.com/ Muhammad Irzal
Ilustrasi: Sate Maranggi Sari Asih, Jalan Raya Pacet, Cipendawa, Kabupaten Cianjur. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Nama sate maranggi mungkin saat ini belum sepopuler rendang atau nasi goreng.

Namun kini mulai banyak dikenal orang di luar Purwakarta, asal Sate itu berasal.


Ilustrasi kopi. 

Apalagi kuliner kebanggaan Purwakarta itu menjadi menu spesial santap siang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan para CEO di Korea Selatan, Senin (16/5/2016).

Dalam santap siang ini, Para CEO Korsel menikmati masakan Indonesia.

Diharapkan Sate Meranggi dan kopi Mandailing menjadi terkenal di dunia.

Berita Rekomendasi

"Sate Maranggi dan kopi Mandailing menu spesial santap siang dengan para CEO Korsel yang berinvestasi di Indonesia," tulis Jokowi dalam akun twitternya @jokowi, Senin (16/5/2016).

Sate Maranggi sendiri pernah "bertandang" dalam WSFC Manila hingga ke Amerika.

Keikutsertaan Purwakarta dalam WSFC 2016 yang digelar di Manila tanggal 20-24 April merupakan salah satu usaha mempopulerkan sate maranggi.

Sate yang jadi ikon kuliner ini memang dipakai sebagai sarana diplomasi pada daerah dan negara lain.

Hampir di setiap kesempatan bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, selalu membicarakan sate maranggi.

Bukan hanya saat bertatap muka dengan warga Purwakarta tapi juga setiap kali berkunjung ke daerah lain.

"Maranggi saat ini menjadi salah satu diplomasi politik dan kebudayaan yang saya lakukan agar semakin dikenal luas masyrakat. Setiap saya pergi kemana pun, bertemu siap pun, selalu saya komentar soal maranggi yang kaya akan citarasa," ucap Dedi saat itu.

"Kalau luar negeri politik diplomasinya menggunakan beer atau wine, untuk Purwakarta kita gunakan sate maranggi dan teh wanayasa," katanya.

Semakin terkenalnya maranggi sebagai salah satu kekayaan kuliner nusantara, Dedi pun mendaftarkannya sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

"Jangan sampai nantinya maranggi sudah mendunia, malah diakui oleh negara lain. Masyarakat pun harus bangga dengan maranggi, jangan sampai nanti setelah diakui negara lain baru ribut-ribut," tutur pria yang akrab disapa Kang Dedi itu.

Agar promosi semakin meluas hingga ke seluruh dunia, Pemkab Purwakarta mulai tahun lalu mengadakan sebuah festival bertajuk Festival Steak Maranggi 2015.

Festival ini akan kembali digelar pada tahun ini.

Selain itu Dedi pun bekerjasama dengan para pengusaha kuliner untuk segera mewujudkan gerai Sate Maranggi di Malaysia dan Amerika.

Khusus untuk Amerika gerai pertamanya akan dibukan di Washington DC pada akhir Mei 2016 mendatang.

"Mimpi saya dan tentunya mimpi masyarakat Purwakarta menjadikan sate maranggi sebagai kuliner dunia yang ada di setiap restoran. Seperti halnya steak dari Amerika atau Australia, atau wagyu yang terkenal dari Jepang," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas