Lebaran Ruwah Desa Keretak: Saat Ketupat dan Lepat Jadi Sajian Wajib di Rumah Warga
Menjelang tibanya bulan ramadhan ada tradisi khas nan sakral yang dirayakan masyarakat Pulau Bangka yaitu tradisi Nisfu Sya'ban atau Ruwah Kubur.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Bangka Pos, Iwan Satriawan
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Menjelang tibanya bulan ramadhan ada tradisi khas nan sakral yang dirayakan masyarakat Pulau Bangka yaitu tradisi Nisfu Sya'ban atau Ruwah Kubur.
Tradisi ini diperingati pada hari yang berbeda oleh masyarakat Bangka.
Ada yang memperingatinya sebelum jatuh pada tanggal 15 Sya'ban, ad yang berteptan dengan malam hari ke 15 Sya'ban dan ada pula yang diperingati pasca tanggal 15 Sya'ban.
Tradisi Ruwah Kubur. (Dok Bangka Pos)
Salah satu desa yang menggelar tradisi Ruwah Kubur sebelum tanggal 15 Sya'ban adalah Desa Keretak Kecamatan Sungaiselan Kabupaten Bangka Tengah.
Desa ini menggelar tradisi Ruwah Kubur, Kamis (19/5) bertepatan dengan tanggal 12 Sya'ban.
Tak jelas kenapa desa ini menggelar tradisi Ruwah Kubur sebelum tanggal 15 Sya'ban.
Yang jelas tradisi ini bernilai sangat sakral bagi warga desa setempat dan lebih ramai dari hari besar keagamaan seperti Lebaran Idul Fitri maupun Idul Adha.
"Ruwah Kubur Desa Keretak digelar Kamis (19/5). Ini sudah jadi agenda adat tahunan. Bagi masyarakat setempat tradisi ini lebih ramai dari lebaran," ungkap Camat Sungaiselan Budi Utama, Rabu (18/5).
Ia menjelaskan, tradisi Ruwah Kubur Desa Keretak akan diawali dengan pembacaan Yassin dan doa secara massal pada Kamis (19/5) pagi di pemakaman umum Desa Keretak.
Selanjutnya masyarakat akan menggelar tradisi Nganggung yang dipusatkan di mesjid Al Ikhsan Keretak.
Setelah itu masyarakat akan membuka pintu rumahnya lebar-lebar untuk menerima sanak saudara maupun teman-teman yang datang bersilahturahmi kerumah mereka.
"Selain nganggung juga ada ceramah agama dan nasyid . Nantinya jalan akan ditutup untuk acara ini," ungkap Budi Utama.
Tokoh masyarakat Desa Keretak Adet Mastur mengungkapkan tradisi Ruwah Kubur memiliki makna religius bagi warga Desa Keretak.
"Ruwah ini sebagai ajang silahturahmi antara sesama masyarakat setempat dan warga luar desa. Selain itu tradisi ini merupakan wujud syukur terhadap rejeki yang diperoleh selama ini," jelas Adet yang juga merupakan anggota DPRD Babel ini.
Menurutnya, Ruwah ini juga untuk mendoakan para orang tua maupun sanak saudara yang telah mendahului kita agar mendapatkan tempat yang layak disisi Allah SWT dan bagi mereka yang ditinggalkan mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan.
"Ruwah Kubur ini lebih meriah dari lebaran Idul Fitri maupun Idul Adha. Kalau lebaran kebutuhan ayam biasanya hanya dua ekor, untuk Ruwah ini bisa sepuluh ekor. Begitu juga untuk daging sapi yang kalau lebaran hanya dua kilo, untuk Ruwah bisa lima kilo daging," jelas Adet.
Pada saat perayaan tradisi Ruwah Kubur Desa Keretak seluruh rumah warga akan menyiapkan berbagai macam penganan layaknya lebaran dan pintu-pintu rumah warga terbuka lebar-lebar untuk warga yang datang bersilahturahmi dari desa-desa lain di Pulau Bangka.
"Sajian wajib layaknya lebaran seperti Ketupat, Lepat rendang itu wajib ada. Untuk Ruwah Kubur besok gubernur dan bupati dijadwalkan akan hadir di Desa Keretak," ungkap Adet. (wan)