Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Imam Saputro

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Belum lengkap rasanya, berkunjung ke Solo tanpa mencicipi gurihnya nasi liwet.

Nasi putih dengan rasa gurih dengan teman sayur labu siam, suwiran ayam, telur rebus dan sedikit areh (santan kental) adalah perpaduan yang membentuk sajian khas kota Solo bernama nasi liwet.

Rasa gurih dari nasi yang dimasak menggunakan santan adalah yang utama, dipadu dengan sayur labu pedas manis membentuk cita rasa yang khas.

Nasi liwet. (Tribunsolo.com/Imam Saputro)

Belum lagi ditambah areh, semakin menambah cita rasa gurih dari kudapan ini.

Nasi liwet biasanya disajikan dalam pincuk daun pisang yang kental dengan nuansa tradisonal.

Kuliner ini biasa dijajakan di pagi hari maupun di malam hari, keberadaannya sangat mudah ditemui dan dicari di berbagai sudut kota Solo.

Salah satu rujukan nasi liwet khas Solo yang sudah melegenda adalah Nasi Liwet Wongso Lemu di daerah jalan Teuku Umar, Keprabon.

Nasi liwet Wongso Lemu sendiri sudah ada sejak tahun 1950, lebih dari enam dekade nasi liwet wongso lemu menjual sajian ini.

Ada banyak nama nasi liwet Wongso Lemu di daerah jalan ini, yang asli hanya tiga.

“Di sini nasi liwet Wongso Lemu yang asli hanya tiga dan kami semua bersaudara. Masakannya kami olah bersama dan dibagi menjadi tiga,” ujar Ati Tri Wulandari cucu dari Bu Wongso Lemu.

Meski nasi liwet Wongso Lemu tak berbeda dari nasi liwet lainnya, diakui harga nasi liwet di sini lebih tinggi yaitu Rp 19.000 untuk nasi liwet biasa dan Rp 22.000 untuk nasi liwet komplit dengan ati ampela.

Ada keunikan yang dapat ditemui jika membeli nasi liwet Wongso Lemu, yakni penjual yang masih memakai baju tradisional kebaya dan juga pengamen tradisional yang terdiri dari ibu-ibu dengan make up, sanggul dan juga pakaian kebaya.

Selain nasi liwet Wongso Lemu masih banyak lagi referensi nasi liwet di kota Solo, salah satunya Nasi Liwet Kirnadi di jalan Kyai Mojo, depan toko Mutiara, Semanggi.

Warung nasi liwet yang telah buka dari 12 tahun silam ini bisa dikatakan cukup murah hanya Rp 8.000 per porsinya. 

Pembeli pun cukup ramai dan bergantian untuk duduk. “Dalam sehari kita bisa habis 25 kg beras,” ujar Ninah Semarawati putri dari Bu Kirnadi.

Lauk pendamping untuk nasi liwet bisa dipilih, ada potongan ayam, jeroan ayam, beraneka gorengan dan baceman.(*)