Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pempek Kami, Khas Wong Kito di Kampung Baru, Lampung, Lembut di Luar dan Crunchy di Dalam

Di sini, cuka yang digunakan untuk menikmati pempek adalah cuka berbahan dasar gula merah, cabai rawit dan asam jawa asli tanpa tambahan bahan lain.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pempek Kami, Khas Wong Kito di Kampung Baru, Lampung, Lembut di Luar dan Crunchy di Dalam
Tribun Lampung/Anna Puspita
Pempek Kami. 

Laporan Reporter Tribun Lampung Ana Puspita

TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Menikmati pempek memang tidak lengkap bila tidak memakai cuka.

Seperti sayur tanpa garam, begitu jika diibaratkan.

Bagi orang Palembang, tentu sudah terbiasa dengan sensasi asam dari si cuka, karena memang makanan dengan cuka sudah akrab di keseharian mereka.


Pempek Kami. (Tribun Lampung/Ana Puspita)

Namun, terkadang masih ada orang yang agak sensitif dengan asam sehingga terkadang tidak leluasa untuk menikmati hidangan pempek dengan cuka yang banyak.

Nah, bagi yang sering mendapatkan masalah berupa gigi sensitif dan juga perut yang tidak mau berdamai dengan asamnya cuka, baiknya mencoba pempek yang disajikan di pempek kami.

Di kedai ini, cuka yang digunakan untuk menikmati pempek adalah cuka berbahan dasar gula merah, cabai rawit dan juga asam jawa asli tanpa tambahan bahan lain sehingga dijamin tidak akan merusak gigi dan perut kita.

BERITA REKOMENDASI

Rasanya, pedas dari cabai, manisnya gula merah, dan asam jawa berpadu dengan komposisi yang pas sehingga langsung menyatu dimulut ketika kita membalurkannya pada pempek.

Cukanya pun alami berwarna coklat dengan kekentalan yang pas, tidak terlalu encer sehingga rasa asam, manis dan pedas cuka bakal lama-lama bertahan di lidah anda.


Pempek Kami. (Tribun Lampung/Anna Puspita)

“Kalau untuk pempek sendiri, kita ada banyak macamnya. Pempek dos dan pempek ikan. Pempek dos ini pempek non-ikan, jadi isinya ada pistel (pepaya muda), telur, dan ebi kecap. Pempek dos isi ebi kecap ini mirip dengan pempek panggang, bedanya ini digoreng. Ada juga pempek ikan dengan variasinya adaan, kulit, pistel, telur dan lenjer,” terang Owner pempek kami, Dian Dahliana.

Kenapa disebut dengan pempek dos, jelas Dian, karena proses penggorengan pempek tersebut yang jika dilakukan terlalu lama maka si pempek akan meledak alias mbledos.

Nah, caranya agar tidak ‘mbledos’, saran Dian, minyak yang akan digunakan untuk menggoreng harus benar-benar panas, sehingga kita hanya perlu menggorengnya dengan membolak-balik sebentar.


Selain tidak akan mbledos, trik ini juga akan membuat si pempek benar-benar garing tanpa ada banyak minyak yang meresap.

Sebagai informasi, pempek dos aneka rasa ini hanya dipatok dengan harga Rp 1 ribu/pcs, sementara pempek ikan dipatok dengan harga Rp3 ribu/pcs, ekonomis bukan buat kantong mahasiswa?

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas