Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jumlah Turis ke Candi Borobudur Kalah Banyak dengan Angkor Wat, Ternyata Ini Sebabnya

"Candi Borobudur juga tidak kalah bagus dengan Angkor Wat, tapi jumlah wisman yang datang ke Angkor Wat 10 kali lipat lebih banyak."

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Jumlah Turis ke Candi Borobudur Kalah Banyak dengan Angkor Wat, Ternyata Ini Sebabnya
TRIBUNNEWS.COM/WAHID NURDIN
Pengunjung Candi Borobudur melihat kondisi stupa. Kunjungan di candi Borobudur dan Prambanan dinilai masih rendah. Foto diabadikan, Rabu (9/3/2016) 

TRIBUNNEWS.COM - Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Candi Borobudur dinilai masih sedikit dibanding dengan destinasi serupa di negara lain.

Padahal dari segi arsitektur, Candi Borobudur juga tak kalah indah dibanding candi-candi Buddha di luar negeri, seperti Angkor Wat di Kamboja.


Angkor wat. (net)

Bahkan UNESCO pun telah menetapkan mandala suci ini sebagai warisan budaya dunia.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana menyebutkan rata-rata kunjungan wisman ke Candi Borobudur sebanyak 250.000 orang per tahun.

Sedangkan jumlah wisman yang berkunjung ke Angkor Wat bisa mencapai 2,5 juta orang per tahun.

"Candi Borobudur juga tidak kalah bagus dengan Angkor Wat, tapi jumlah wisman yang datang ke sana 10 kali lipat lebih banyak," katanya, disela-sela Konferensi Buddha Internasional di Komplek Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Kamis (19/5/2016).

Menurut Pitana, minimnya upaya promosi menjadi faktor yang menyebabkan Candi Borobudur belum banyak dikunjungi wisman.

BERITA TERKAIT

Pitana menilai Indonesia jauh tertinggal dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand dalam upaya promosi wisata.

"Promosi kita lemah, kita jauh tertinggal puluhan tahun dengan mereka. Mereka lebih dulu sadar pentingnya promosi dan branding wisata ke luar negeri," kata dia.


Candi Borobudur. (Wikipedia)

Oleh sebab itu, beberapa tahun tahun terakhir Kementerian Pariwisata terus melakukan promosi dan branding besar-besaran terhadap destinasi wisata Indonesia ke luar negeri.

Pitana menyebutkan dana promosi wisata Indonesia ke luar negeri dialokasikan 50 persen untuk branding.

 Branding dinilai penting agar destinasi wisata menjadi top of mind bagi calon wisatawan.

"Tahun 2016, anggaran promosi sekitar Rp 4 triliun. Dari dana itu sebanyak Rp 1 triliun branding di dalam negeri dan Rp 3 triliun branding ke luar negeri," sebut dia.

Lebih lanjut, ujar Pitana, berdasarkan beberapa penelitian, efek branding baru akan terasa 2-3 tahun ke depan jika branding dilakukan intensif dan konsisten. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas