Lima Kuliner “Jadul” Khas Bogor yang Harus Anda Coba
Berikut kuliner-kuliner tradisional khas Bogor yang sayang jika dilewatkan ketika berkunjung ke kota ini:
Editor: Malvyandie Haryadi
2. Lumpia Basah
Salah satu pelopornya ialah nenek dari Ernes, seorang pedagang Lumpia Bogor yang sudah generasi ketiga sejak 1972.
Berbeda dengan Lumpia Semarang yang berisikan rebung, telur dan cacahan udang, Lumpia Basah Bogor menggunakan cacahan bengkuang, tauge, tahu, ebi giling juga telur.
Lumpia pun tidak digulung dan digoreng, melainkan disajikan di atas adonan kulit. Oleh karena itu namanya lumpia basah.
Aroma ebi atau udang kecil yang khas pun tercium ketika kulit dirobek.
KompasTravel segera menyendok isi yang masih diselimuti kulit lumpia tersebut.
Tekstur renyah dari bengkuang, dan tauge sangat terasa, tapi yang sangat berkesan ialah paduan ebi dan bumbu-bumbu lainnya, sungguh menggoyang lidah.
Sejak tahun 1980-an akhir gerobak hijaunya menetap sejak pukul 09.00 – 18.00, di depan Ngo Hiang Jalan Surya kencana nomor 307.
KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia - Warga sekitar biasa memanggilnya kang Deden, pria berusia kepala tiga ini sudah dua tahun menggantikan bapaknya yang berjualan cungkring sejak 1975.
3. Cungkring
Cungkring merupakan salah satu panganan khas Bogor yang hanya ada di beberapa tempat.
Sekilas dari namanya mungkin kurang menggugah selera, tetapi ketika disajikan dijamin Anda tak sabar menyantapnya.
Berbahan dasar kaki sapi, hidangan ini dijajakan menggunakan panggulan oleh Deden.
Warga sekitar biasa memanggilnya kang Deden, pria berusia kepala tiga ini sudah dua tahun menggantikan bapaknya yang berjualan cungkring sejak 1975.
Penyajiannya, bagian kikil, kulit, urat, atau dampal di potong-potong kecil diatas kertas nasi dan daun pisang.