Tradisi Mandi Belimau Masyarakat Merawang, Lestarikan Ritual Depati Bahrin Sambut Bulan Puasa
Ritual Mandi Belimau dipimpin tokoh adat setempat H Ilyasak dan ditutup dengan tabur bunga di malam Depati Bahrin.
Editor: Malvyandie Haryadi
Ramuan ini terbuat dari campuran air yang diambil dari sumur kampung yang telah dibacakan mantera dan dicampur dengan Jeruk nipis 7 buah.
Hal ini melambangkan penguasaan terhadap ilmu sakti sebagaimana penguasaan Akek Pok, Pinang 7 butir yang melambangkan kesucian batin pendekar, sebagaimana Depati Bahrein, Bonglai kering 76 iris yang melambangkan sikap pemberani, pemberantas jin dan iblis.
Pada saat pelaksanaan upacara Mandi Belimau, biasanya yang pertama kali mendapat kesempatan adalah kepala daerah yang hadir seperti Gubernur atau Bupati lalu diikuti pejabat dan undangan yang hadir.
Ritual diawali dengan membasahi telapak tangan kanan lalu tangan kiri dengan air ramuan khusus dri guci yang telah disiapkan dan dibacakan doal oleh H Ilyasak selaku pemimpin ritual, lalu membasuh kaki kanan dan kiri serta membasahi ubun-ubun. Selanjutnya air diguyurkan ke seluruh tubuh.
Masyarakat umum yang hadir dilokasi juga dipersilahkan mengikuti ritual tersebut.
Bahkan sisa air yang masih ada di Guci biasanya dibawa pulang oleh warga.(wan)