7 Masalah yang Menghambat Perkembangan Pariwisata di Kepulauan Nias
Jenis wisata di Nias didominasi alam seperti pantai, kegiatan surfing, dan kegiatan diving serta wisata budaya seperti rumah adat dan tradisi lokal.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepulauan Nias punya banyak potensi wisata, terutama alam dan budaya.
Namun ada tujuh masalah utama yang masih jadi kendala bagi wisatawan.
Kepulauan Nias terbagi menjadi empat kabupaten dan satu kota, serta mencakup 132 pulau.
BARRY KUSUMA
Berselancar di Pantai Lagundri, Pulau Nias, Sumatera Utara.
Jenis wisata di Nias didominasi alam seperti pantai, kegiatan surfing, dan kegiatan diving serta wisata budaya seperti rumah adat dan tradisi lokal.
Pemerintah setempat tengah gencar mempromosikan pariwisata, terbukti dengan diluncurkannya tagline "Nias Pesona Pulau Impian".
Meski begitu, ada beberapa masalah utama yang masih jadi kendala bagi wisatawan.
"Pertama adalah aksesibilitas. Bandara Binaka di Nias hanya bisa didarati ATR, itu pun aksesnya hanya dari Bandara Kualanamu," tutur Bupati Kabupaten Nias, Sokhiatulo Laoli dalam acara peluncuran tagline"Nias Pesona Pulau Impian" yang diresmikan di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Kamis (2/6/2016).
Mulai tahun lalu, landasan pacu Bandara Binaka tengah diperpanjang sehingga diharapkan pada 2017 bisa didarati pesawat berbadan besar.
"Saat ini satu pesawat ATR hanya berkapasitas sekitar 70 orang," tambah Bupati Sokhiatulo.
Masalah kedua adalah daya tarik wisata yang rendah.
Ini karena mayoritas spot wisata belum tertata dengan baik.
Masalah ketiga, lanjut Bupati Sokhiatulo, adalah minimnya fasilitas pendukung.
"Air bersih dan listrik, masih sangat buruk. Jujur itu sangat menjadi kendala," tambah dia.
Keempat adalah sarana akomodasi dan rumah makan.