5 Kedai Es di Yogyakarta dan Sekitarnya yang Cocok untuk Buka Puasa
Berikut ini adalah beberapa jenis minuman segar di Yogyakarta dan sekitarnya yang sangat cocok untuk buka puasa.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Setelah seharian menahan haus dan lapar, beragam jenis minuman segar sering kali menjadi menu wajib saat buka puasa.
Berikut ini adalah beberapa jenis minuman segar di Yogyakarta dan sekitarnya yang sangat cocok untuk buka puasa.
1. Es Buah PK
Es Buah PK (Pakuningratan) yang legendaris di Yogyakarta, berisi banyak potongan aneka buah dan serutan es dan gula merah. (Tribun Jogja/Hamim)
Warung es buah yang menempati tenda kaki lima dan terletak di jalan Pakuningratan, Cokrodiningrata, Jetis, Kota Yogyakarta ini merupakan warung es yang melegenda di Yogyakarta karena telah ada sejak tahun 1973.
Adalah Pak Karmio, yang pada tahun 1973 lalu mulai berjualan es buah.
Saat pertama kali berjualan ya di jalan Pakuningratan. Makanya es buah ini diberi nama PK, sebagai singkatan dari Pakuningratan.
Es buah yang sanagat pas untuk buka puasa ini berisikan buah nangka, cincau hitam, sawo, kelapa muda, alpukat, susu coklat, dan serutan es.
Yang spesial dari es buah PK adalah penggunaan sirup yang dibuat sendiri, sehingga manisnya pas.
Rasa segar beragam buah tersebut sangat pas dinikmati bersama sirup yang manisnya pas, tidak berlebihan.
2. Es Campur Pak Lantip
Es campur ini adalah salah salah satu yang paling terkenal di Yogyakarta.
Adalah Sumarno atau yang banyak dikenal dengan nama Pak Lantip yang sejak tahun 1985 berjualan es buah di jalan Nyai Ahmad Dahlan, Gerjen, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta,
Meskipun tempat berjualannya sangat sederhana, yakni hanya menempati sebuah emperan rumah kosong, tanpa ada meja maupun kursi, tetapi hal tersebut tidak menghalangi es campur ini selalu ramai diserbu pembeli.
Rasanya yang segar dan begitu khas menjadikannya memiliki banyak pelanggan.
Es Campur Pak Lantip ini sangat khas Yogyakarta.
Setiap porsinya berisikan cincau, kolang-kaling, kelapa muda, tape singkong, alpukat, nangka, sawo, dan melon.
Setelah semua bahan es campur tersebut masuk dalam mangkuk, kemudian ditutup dengan gunungan es gosrok yang di atasnya diberi siraman susu coklat.
Kemudian yang khas dari es campur ini adalah dua macam gula, yakni gula jawa dan gula putih cair sebagai pemanisnya.
Penggunaan gula jawa, menghasilkan rasa yang khas, manis dan sedikit gurih.
Saat ini satu porsi es campur Pak Lantip dapat anda nikmati dengan harga Rp.7 ribu. Ukuran satu porsinya pun cukup besar, dipastikan anda kenyang dan puas saat menyantapnya.
3. Dawet Pak Bardi
Dawet Pak Bardi yang berada pertigaan Sambiroto, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Bantul, wajib masuk daftar menu buka puasa
Menggunakan pikulan khas penjual tradisional, Pak Bardi menjajakan dawetnya di bawah pohon beringin besar yang berada di tengah pertigaan jalan.
Sama seperti dawet pada umumnya, segelas minuman ini berisikan dawet, santan, dan juruh (pemanis) yang terbuat dari gula jawa yang dicairkan.
Yang membuat dawet ini memiliki banyak penggemar adalah rasa yang dimilikinya. Dawetnya tidak lembek, berpadu dengan rasa santannya yang begitu gurih, dan manisnya pas.
Dijelaskan Bardi, dawet yang dia buat terbuat dari tepung aren.
"Saya tidak menggunakan pewarna dalam pembuatan dawet, sehingga warnanya hanya putih," ujar Bardi.
Meskipun warna dawetnya cenderung pucat, tetapi rasanya cukup istimewa dengan tekstur sedikit kenyal.
Untuk juruh yang terbuat dari gula jawa cukup bentuknya cukup kental. Tidak hanya manis, juruh ini juga menambah citarasa gurih dalam setiap gelas dawet.
Jika ingin sensasi rasa yang lebih kaya pembeli bisa menambahkan tape ketan dalam setiap gelasnya.
Untuk harga, segelas dawet ini hanya Rp.3 ribu dan Rp.500 untuk tambahan tiap bungkus tapenya.
4. Es Dawet Pendawa
Di kawasan sekitar candi Prambanan, tepatnya di Jl. Yogya-Solo km 15,Bogem ,Kalasan Sleman Yogyakarta, terdapat penjual dawet yang sangat terkenal, dengan nama Dawet Pendawa.
Suyati bersama suaminya, adalah orang yang berjualan dawet ini lebih dari 30 tahun.
Bahan baku yang digunakan Yati dalam membuat dawet adalah tepung aren.
"Jika kebanyakan orang mambuat dawet menggunakan tepung beras dicampur tepung tapioka, saya menggunakan tepung aren. Rasanya lebih enak, selain itu jika menggunakan tepung aren, bisa membuat perut dingin," ujarnya.
Selain itu, untuk "juruh" Yati menggunakan gula jawa yang dicampur dengan gula batu.
Menurutnya manis yang dihasilkan dari perpaduan dua jenis gula tersebut menghasilkan manis yang lebih legit, sangat pas untuk buka puasa.
Seluruh proses pembuatan dawet dan juruh tersebut dilakukan sendiri Yati dengan dibantu beberapa keponakannya.
Rasa manis es dawet yang pas dengan paduan rasa gurih dari santan membuat warung dawet satu ini selalu ramai didatangi pembeli.
Satu lagi yang khas dari es dawet Pandawa ini adalah adanya tambahan tape ketan, yang semakin membuat rasanya es dawet lebih segar dan nikmat.
5. Es Semanggi
Depot Es Semanggi hanya berada di sebuah kios sederhana di pojokan basement komplek parkir Magelang Plaza yang terletak di pusat kota Magelang.
Meskipun tempatnya sederhana dan cukup tersembunyi, tetapi depot es tersebut selalu diserbu pelanggannya, karena rasa esnya yang khas dan enak.
Depot Es Semanggi menyediakan beragam jenis es, dan beberapa diantaranya, es pleret, es roti, es tape, es kelapa muda, es susu roti, es susu pleret, es susu tape, soda gembira, dan beberapa es kombinasi diantara beragam menu es yang disajikan.
Yang menjadikan depot es ini selalu ramai dikunjungi karena selalu mempertahankan resep dan kualitasnya sejak puluhan tahun yang lalu.
Saat ini pertama kali tiba di lokasi Es Semanggi anda akan disambut dengan jejeran puluhan botol berisikan sirup beraneka warna di meja maupun di tembok depot.
Sirup tersebut adalah rahasia mengapa Es Semanggi selalu di datangi oleh pelangganya.
Diungkapkan Eko "Semanggi", selaku pemilik depot Es Semanggi, resep dari sirup tersebut adalah resep yang sama yang digunakan oleh kakeknya yang mulai berdagang es sejak tahun 60-an.
"Sirup yang kami gunakan adalah sirup yang kami buat sendiri, dan resepnya dibuat sendiri oleh Mbah Kakung saya. Dan hingga saat ini resepnya masih sama," ujar Eko.
Menurutnya yang membuat rasa Es Semanggi beda dari yang lain adalah penggunaan bahan yang alami dan terbaik. Untuk rasa manis dia menggunakan gula putih tanpa pemanis,
dan untuk warna sirup menggunakan pewarna makanan.
Warna sirup menentukan rasa yang akan dipilih, jika pelanggan memilih Es Semanggi Tape maka sirup yang digunakan berwarna hijau.
Begitu pula dengan pelanggan yang memilih Es Semanggi Plered atau Es Semanggi Dawet, sirup yang digunakan adalah sirup berwarna merah muda. Sirup Warna hijau memiliki rasa sedikit kecut, sehingga sangat cocok dinikmati bersama tape.
Selain sirup merah dan hijau, ada juga varian rasa lainya, seperti coklat, gula jawa, sirup bening (putih) yang cocok diminum bersama kelapa muda.
Semua resep ini tidak ada yang berubah sejak awal Depot Es Semanggi berdiri hingga saat ini.
Di antara beberapa menu es yang ditawarkan, es pleret adalah satu yang paling banyak dicari pembeli.
Pleret (di beberapa tempat dikenal dengan nama gempol) adalah isian es yang terbuat dari tepung beras yang sebelumnya telah diolah dan dibentuk silinder.
Untuk menu ini, pleret dimasukan kedalam gelas, kemudian ditambah dengan es, sirup warna merah, dan terakhir diberi santan.
Perpaduan dari gurihnya pleret, santan, dan manisnya sirup, sangat nikmat, apalagi dinikmati saat kondisi cuaca sedang panas.
Jenis es lainnya juga tidak kalah nikmat dari es pleret.
Di warung ini juga terdapat banyak jajanan dan cemilan pendamping minum es. Mulai dari tahu isi, tempe goreng, tahu bacem, beberapa jenis peyek, emping, den beberapa cemilan lainya.
Es Semanggi ini terletak di Pusat Kota Magelang. Magelang Plaza yang menjadi tempat berdagang Es Semanggi berada tepat di sisi timur Alun-Alun Kota Magelang.(*)
Foto : Tribun Jogja/ Hamim Thohari