Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kari Khas Aceh Besar, Disajikan Tanpa Santan Cocok untuk Berbuka dan Sahur

Ciri khas kari Aceh Besar adalah kuah tidak memakai santan lazimnya kuah kari dari daerah lain.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kari Khas Aceh Besar, Disajikan Tanpa Santan Cocok untuk Berbuka dan Sahur
SERAMBI INDONESIA/NURUL HAYATI
Kuliner Aceh terkenal kaya akan bumbu dan rempah. Seperti olahan kuah kari atau yang dalam bahasa lokal disebut kuah beulangong. 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati

TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Kuliner Aceh terkenal kaya akan bumbu dan rempah.

Salah satunya terdapat pada olahan kuah kari atau yang dalam bahasa lokal disebut kuah beulangong.

Beulangong bermakna kuali karena memasaknya menggunakan kuali besar.

Cabai dan kunyit yang dihaluskan menghasilkan warna merah kekuningan khas kari.

Namun yang menjadi ciri khas kari Aceh Besar adalah kuah tidak memakai santan lazimnya kuah kari dari daerah lain.

Sebagai pengganti, hadir kelapa gonseng dan kelapa parut yang dihaluskan dan dimasukkan bersama bumbu lainnya.

Kari Aceh besar memakai daging sapi, kambing, atau daging ayam.

Biasanya ditambahkan potongan nangka yang masih muda.



Menyantap kari kambing menghasilkan sensasi citarasa pedas dan panas.

Namun kelezatan yang dihasilkan dari komposisi bumbu dan cara memasaknya bikin nagih.

Es timun atau kates keruk menjadi teman pas acara santap kari.

Di Aceh kita bisa menjumpai kuah kari yang dijual di tempat tertentu, seperti di warung-warung makan milik warga Aceh Besar yang tersebar di Banda Aceh.

Namun khusus pada Bulan Ramadhan, kita bisa menjumpai para pedagang kuah kari yang menggelar lapak di sisi jalan protokol di kota itu.

Mereka menggelar lapak lengkap dengan ‘peralatan tempur’ berupa kompor dan wajan berukuran ekstra besar.

Seperti terlihat di pinggir Lapangan Blang Padang dan Jalan Tgk Chik Di Tiro, Peuniti.

Tribun Travel beruntung mendapat kuah kari cuma-cuma dalam sebuah hajatan buka puasa bersama, Selasa (21/6/2016).

“Lama memasak hingga 3 jam. Satu kuali bisa sampai 300-an porsi,” ujar sang Koki Baharuddin sambil mengaduk kuali yang menebar aroma wangi kari.


Daging sapi yang telah dipotong-potong dimasukkan bersama bumbu halus dan ditambahkan air.

Setelah setengah matang ditambahkan nangka dan kembali diguyur air dan dimasak hingga matang di atas perapian.

Menyantap kari kambing menghasilkan sensasi citarasa pedas dan panas.

Namun kelezatan yang dihasilkan dari komposisi bumbu dan cara memasaknya bikin nagih.

Es timun atau kates keruk menjadi peneman pas acara santap kari.

Slruuup… meriahnya makan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas