Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menjalankan Ibadah Puasa di Hongkong: Cuaca Panas hingga Waktu Berpuasa yang Lebih Lama

Sebagai negara yang tak didominasi umat Muslim seperti Indonesia, makan dan minum sambil berjalan kaki biasa dilakukan oleh warga Hongkong.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Menjalankan Ibadah Puasa di Hongkong: Cuaca Panas hingga Waktu Berpuasa yang Lebih Lama
KOMPAS.com / Wahyu Adityo Prodjo
Warga Hongkong berjalan kaki di pedestrian jalan daerah Causeway Bay, Hongkong, Minggu (19/6/2016) sore. Causeway Bay berada di daratan seberang area Kowloon, Tsim Tsa Tsui sekitar 20 menit dijangkau menggunakan Mass Transit Rail (MTR). 

TRIBUNNEWS.COM, HONGKONG - Sampai umur 25 tahun, berpuasa adalah hal yang lazim saya jalani seperti umat Muslim yang ada di belahan dunia lainnya.

Bangun pada dini hari, menyantap sahur bersama keluarga, beraktivitas, berbuka puasa, dan salat tarawih adalah urutan kegiatan yang biasa dilakoni.

Namun, tahun ini saya merasakan pengalaman yang berbeda.

Rabu (15/6/2016) hingga Senin (20/6/2016), saya pergi ke Hongkong untuk meliput kegiatan Direct Promotion di Amoy Garden Plaza yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata.

Empat hari lamanya berpuasa di negeri orang yang belum pernah saya jamah.

Seorang rekan yang pergi bersama saya, sebut saja dia Intan, mengatakan tak perlu berpuasa sekiranya bergiat di Hongkong karena bisa dianggap sedang bepergian jauh.

Namun, saya mencoba untuk merasakan rasanya menjalani bulan Ramadan di luar negeri.

BERITA REKOMENDASI

Sejak hari pertama tiba di Hongkong, cuaca tampak terasa gerah walaupun sudah menjelang malam hari.

Rekan yang dari Kementerian Pariwisata, Dipo mengatakan, cuaca di Hongkong saat ini telah memasuki musim panas dan terasa lebih lembab.


KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO - Umat muslim di Hongkong di Kowloon Mosque & Islamic Center usai salat Jumat (17/6/2016). Muslim di Hongkong banyak berasal dari daerah Asia Selatan seperti Pakistan, Bangladesh, India, dan juga Indonesia di Asia Tenggara. 

"Bulan lalu pas ke sini masih terasa dingin. Sekarang lembab gak ada angin," jelasnya.

Memang, hari kedua di Hongkong saat saya jalani ibadah puasa, benar rasa gerah melumuri tubuh.

Peluh terus bercucuran akibat suhu yang berkisar 35 derajat celcius.


Angin seperti enggan menyapa tubuh manusia yang berlalu lalang di Nathan Road, Kowloon maupun di daerah Causeway Bay, Hongkong Mainland.

Imbasnya, warga Hongkong mengakalinya dengan menggunakan pakaian yang minim.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas