Ketika Gadis-gadis Cantik Kazakhstan Menari Sintren Cirebon
Tepuk tangan meriah terdengar saat empat gadis Kazakhstan berlenggak-lenggok menari sintren
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Tepuk tangan meriah terdengar saat empat gadis Kazakhstan berlenggak-lenggok menari sintren di depan puluhan mahasiswa Universitas Kazguu, Astana.
Mereka cukup lincah bergoyang mengikuti irama musik yang ceria.
Sintren adalan kesenian tari tradisional masyarakat Jawa, khususnya di Cirebon.
Kesenian ini terkenal di pesisir utara Jawa Barat dan Jawa Tengah, antara lain di Indramayu, Cirebon, Majalengka, Jatibarang, Brebes, Pemalang, Tegal, Banyumas, Kuningan, dan Pekalongan.
Gerakan mereka memang tidak terlihat terlalu gemulai, tetapi bisa mengikuti irama musik kontemporer yang lebih menghibur.
Maklum saja, mereka baru belajar dua bulan untuk bisa membawakan tarian itu.
Adalah Agung Saputra (28), staf Kedubes RI untuk Kazakhstan, yang mengajari mereka tarian tersebut. Menurut Agung, tarian itu memang memasukkan gerakan kreasi modern, tetapi kental dengan unsur gerakan tradisional Indonesia.
Agung menceritakan, gadis-gadis penari asal Kazakshtan itu merupakan mahasiswi dari beberapa universitas yang memang tertarik dengan Indonesia.
"Mereka sangat bersemangat belajar tentang Indonesia. Kesibukan mereka di luar sebagai mahasiswi di berbeda universitas, tetapi mereka masih bisa meluangkan waktu datang ke rumah budaya KBRI Astana untuk belajar nari," kata Agung kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Pria yang bekerja di Kedubes RI sejak Februari 2015 ini mengatakan, remaja Kazakhstan yang berminat belajar tarian Indonesia ini belum terlalu banyak.
Namun, Culture Center KBRI di Astana tetap berusaha mengajak remaja setempat untuk mengenal budaya Indonesia.
Setiap hari, pulang bekerja di Kedubes RI untuk Kazakhstan, Agung yang merupakan lulusan ISI Yogyakarta ini langsung mengajar tari, bahkan pada saat akhir pekan.
Selain melalui tarian, ada juga permainan angklung. Dalam setiap promosi kebudayaan Indonesia di negeri itu, tarian dan angklung selalu disajikan.
Pengenalan budaya Indonesia di Kazakhstan ini memang menjadi program penting Duta Besar RI untuk Kazakhstan, Foster Gultom. Dia sengaja mencari staf yang juga bisa mengajarkan budaya Indonesia, salah satunya melalui tarian.
"Ya, dapat Agung dari ISI Yogyakarta," kata dia.
Dia berharap, dari program ini, lebih banyak lagi warga Kazakhstan yang belajar tentang Indonesia. Dengan begitu, mereka mau berkunjung ke Indonesia, suatu saat.