Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Mbah Paiyem, Penjual Wedang Ronde Kesukaan Soeharto

Paiyem bercerita telah menekuni usaha jualan wedang ronde sejak lama. Dia pertama kali berjualan wedang ronde sebelum tahun 1965

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Sosok Mbah Paiyem, Penjual Wedang Ronde Kesukaan Soeharto
KOMPAS.com / Wijaya Kusuma
Paiyem Karsowiyono saat meladeni pembeli Wedang Ronde di jalan Kauman, Kota Yogyakarta 

"Tutup jam 12 malam, tapi sering jam 9 malam sudah habis. Tapi bulan ini memang lagi sepi," tuturnya.

Nenek yang telah memiliki dua orang cicit ini mengaku belum akan berhenti berjualan sendiri sampai fisiknya benar-benar tidak kuat lagi. Sebab baginya wedang ronde sudah menjadi bagian dari perjalanan hidupnya.

"Hasilnya tidak tentu, tetapi rejeki sudah ada yang mengatur, kita hanya berusaha. Pokoknya tetep jualan," kata Paiyem.

Namun, sepeninggal suaminya dan karena usianya sudah 85 tahun, Paiyem sudah tidak kuat lagi mendorong gerobaknya dari rumahnya di Kadipaten Kulon menuju ke Jalan Kauman. Kini, dia dibantu putranya yang keenam mendorong gerobak hingga memasangkan terpal.

"Itu anak saya yang keenam, setiap hari bantu dorong gerobak. Setelah itu pulang nemani cucu belajar, yang jualan saya," ucapnya.

Dilihat sepintas, wedang ronde milik Paiyem tak berbeda dengan yang lainnya. Namun, di balik kesederhanaan gerobak dan tempatnya berjualan yang hanya di pinggir jalan, ternyata rasa wedang rondenya ni digemari oleh Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto.

Ketika Soeharto masih menjabat sebagai Presiden, wedang ronde Paiyem sering dipanggil datang ke Istana Negara Gedung Agung.

BERITA TERKAIT

"Ya dulu sering dipanggil ke Istana (Gedung Agung. Ya seneng, bangga wedang ronde saya diundang ke Istana Negara (Gedung Agung)," ucapnya.

Nenek yang telah memiliki 11 cucu ini lalu bercerita, ketika berjualan di Pasar Ngasem Kota Yogyakarta, ada seorang ajudan Soeharto yang datang. Sang ajudan meminta agar Paiyem datang karena Soeharto sedang di Yogyakarta dan ingin wedang ronde.

Kesempatan itu tak hanya datang sekali. Paiyem ingat, dia diundang beberapa kali untuk menjamu para tamu negara yang datang ke Gedung Agung Yogyakarta.

"Saya hanya membuat, yang melayani dan menyerahkan ke Pak Suharto, Ajudanya. Kalau ada tamu negara juga sering diundang ke istana," kata Paiyem sambil tersenyum.

Dulu, lanjutnya, wedang rondenya juga sering dipesan untuk acara-acara pernikahan di Yogyakarta. Bahkan wedang ronde Paiyem pernah dipanggil ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat saat acara pernikahan salah satu Putri Sri Sultan HB X.

"Kalau sekarang di acara pernikahan saya sudah tidak kuat lagi," tuturnya.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas