Berani Coba Tongseng Entok Kang Tanir? Dimasak Pakai Anglo, Empuk Saat Digigit dan Puedes!
“Dalam sehari kami menyiapkan 15 ekor entok. Dan itu pasti habis,” tutur Kang Tanir ramah.
Editor: Choirul Arifin
![Berani Coba Tongseng Entok Kang Tanir? Dimasak Pakai Anglo, Empuk Saat Digigit dan Puedes!](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/enthok-slenget-kang-tanir_20170201_130725.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tongseng tentu bukan nama masakan yang asing lagi di telinga kita. Selama ini, jika mendengar nama tongseng, kebanyakan dari kita bakal teringat pada daging kambing.
Padahal, tongseng tak melulu masakan yang menggunakan daging kambing muda. Ada juga tongseng yang menggunakan daging menthok alias entok sebagai bahan utamanya.
Salah satu kedai yang terkenal menyajikan tongseng daging entok adalah milik Kang Tanir di Yogyakarta. Para pecinta kuliner yang sedang bertandang ke Kota Gudeg wajib mampir ke kedai ini.
Olahan tongseng entok racikan Kang Tanir sudah sangat kondang. Itu bisa terlihat dari asal pembeli di kedai Kang Tanir.
Mereka tidak hanya datang dari kawasan Sleman atau Yogyakarta saja, tetapi juga dari daerah lain. “Ada yang dari Solo, Bogor, Jakarta. Kebanyakan yang makan di sini malah dari luar kota,” ujar tukang parkir di depan kedai Kang Tanir.
![Dapur Enthok Slenget Kang Tanir](http://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/dapur-enthok-slenget-kang-tanir_20170201_131028.jpg)
Para pembeli dari berbagai daerah itu datang dengan satu alasan. Apalagi, kalau bukan menjajal kenikmatan tongseng entok ala Kang Tanir.
Banyak yang bilang, orang yang sekali menjajal tongseng entok Kang Tanir, pasti tergoda untuk mampir lagi kendati lokasi kedai ini jauh dari keramaian Yogyakarta.
Ya, kedai ini terletak di antara hamparan kebun salak di Turi, Sleman, Yogyakarta.
Meski lokasinya berada di daerah yang jauh dari pemukiman, kedai yang diberi nama Enthok Slenget Kang Tanir itu tak pernah sepi dari pembeli. Sejak jam 4 sore setiap harinya, pembeli sudah berdatangan ke kedai milik Kang Tanir.
Menjelang magrib, warung yang berukuran sekitar 30 meter persegi itu bakal penuh sesak. Ada yang lesehan, ada juga yang menempati kursi bambu panjang.
Pembeli yang datang dan memesan tongseng entok sebelum magrib, hanya membutuhkan waktu tunggu 10 menit untuk bisa menikmatinya.
Tapi pembeli yang datang dan memesan sesudah magrib, harus rela menunggu antrean sekitar 20 menit sampai 30 menit.
Dan sebaiknya jangan datang lebih dari jam setengah tujuh malam. Saat itu, biasanya persediaan entok di kedai Tanir sudah habis.
“Dalam sehari kami menyiapkan 15 ekor entok. Dan itu pasti habis,” tutur Kang Tanir ramah. Daging 15 ekor entok itu habis terjual dalam waktu tidak sampai tiga jam.