Lima Jenis Penipuan yang Kerap Dialami Wisatawan Saat Liburan
Liburan long weekend telah tiba. Biasanya wisatawan banyak memanfaatkan momen ini untuk pelesir ke sejumlah destinasi wisata.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Liburan long weekend telah tiba. Biasanya wisatawan banyak memanfaatkan momen ini untuk pelesir ke sejumlah destinasi wisata.
Malangnya, momen seperti ini juga dimanfaatkan warga lokal di destinasi wisata untuk menambah keuntungan lebih dengan cara yang salah.
Dilansir dari berbagai situs perjalanan seperti Wikitravel hingga CNNTravel yang dihimpun dalam infografis yang dikeluarkan situs pemesanan Justtheflight.co.uk, di beberapa negara di Asia, ada beberapa praktek kejahatan yang sering dilakukan terhadap turis.
Berikut lima hal yang harus Anda perhatikan ketika traveling:
Peramal
Di India, Anda bisa saja bertemu dengan seorang peramal. Walau Anda tidak meminta, peramal ini akan menarik tangan Anda dan membaca keberuntungan Anda lewat garis tangan.
Setelahnya, dia akan meminta bayaran pada Anda. Apa yang ia lakukan apabila tidak membayar? Ia merapal kutukan terhadap Anda dan keluarga Anda. Seram bukan?
Narkoba
Hal ini terjadi di Thailand. Ketika Anda akan pergi ke klub atau pesta malam hari berhati-hatilah. Jangan sembarangan menerima sesuatu dari orang lain.
Seorang supir taksi atau pengemudi tuk-tuk bisa saja menawarkan Anda obat-obatan terlarang.
Setelah Anda menerima dan bersedia membelinya, seseorang yang telah bekerja sama dengan supir tersebut berpura-pura menjadi polisi.
Nantinya polisi bohongan itu akan mengancam Anda. Anda diminta membayar sangat mahal. Jika tidak, Anda diancam akan masuk dalam penjara.
Transportasi
Ada baiknya Anda mempelajari transportasi umum setiap negara terlebih dahulu. Anda bisa mempelajari rute bus, kereta, dan lainnya. Hindarilah menggunakan taksi yang tidak resmi karena seringkali mereka akan mematok harga tanpa argo dan memberikan tarif yang mahal.