Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Balai Besar TNBTS Ungkap Alasan Banyak Pendaki yang Tersesat dan Hilang di Gunung Semeru

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Jawa Timur mencatat, banyak pendaki yang tersesat dan hilang di Gunung Semeru.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Balai Besar TNBTS Ungkap Alasan Banyak Pendaki yang Tersesat dan Hilang di Gunung Semeru
Net
Hutan Gunung Semeru 

TRIBUNNEWS.COM - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Jawa Timur mencatat, banyak pendaki yang tersesat dan hilang di Gunung Semeru.

Hal ini akibatkan karena hilang arah saat menuruni Puncak Mahameru menuju Kalimati, pos terakhir sebelum puncak.

Kepala Bidang Wilayah 2 TNBTS, Achmad Susjoto mengatakan, pendaki di lokasi ini akan merasa kecapekan dan bisa kehilangan konsentrasi.

"Penyebab pendaki tersesat itu pertama karena capek. Ketika sudah mulai capek, dia melihat seperti fatamorgana. Yang bukan jalurnya akhirnya dilalui," ujar Achmad, di Kantor TNBTS, Kota Malang, Selasa (4/4/2017).

Karenanya, untuk meminimalisir pendaki tersesat, pihaknya sudah manambah rambu-rambu di Pos Kalimati.

"Kami bersama teman - teman sudah menambah rambu-rambu. Kalau masih ada yang tersesat itu human error," tuturnya.

Selain itu, pihakya melakukan pelatihan SAR terhadap 50 anggota tim advance yang dibentuk TNBTS.

Berita Rekomendasi

Tujuannya, untuk mengevakuasi pendaki yang bermasalah di tengah pendakian sebelum open SAR dilakukan.

"Jadi ketika ada laporan hilang, tim advance kami akan melakukan proses pencarian awal," katanya.

Pihaknya juga akan melakukan rehabilitasi terhadap sejumlah posko di sejumlah pos untuk kenyamanan pendaki.

"Dalam tahun ini kita mau rehab beberapa pos," jelasnya.

Kepala TNBTS, John Kenedie berharap, tidak ada lagi pendaki yang tersesat dan hilang di Gunung Semeru.

"Ke depan diharapkan tidak ada lagi musibah hilang dan sebagainya," katanya.

Berita sebelumnya, TNBTS resmi membuka jalur pendakian Gunung Semeru pada Rabu (5/4/2017) besok setelah tiga bulan ditutup untuk memulihkan ekosistem. (Kompas.com/Kontributor Malang, Andi Hartik)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas