Dodol Betawi Rasa Durian Cocok untuk Lebaran
Proses pembuatan dodol betawi memerlukan waktu antara 5 sampai 6 jam untuk satu wajan besar
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mau mencari panganan untuk Lebaran yang lain daripada yang lain, coba saja datang ke sentra pembuatan dodol Betawi asli di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Salah satu yang terkenal adalah warung dodol milik Haji Tholib. Olahan dodol Betawi asli milik Haji Tholib ini sudah memiliki pasaran yang cukup banyak. Bahkan, keberadaan dodol Betawi ini sudah mencapai 30 tahun.
Yazid, Pembuat dodol Betawi asli milik Haji Tholib ini menyebut, dodol ini termasuk yang paling terkenal di sentral dodol PasarMinggu. "Kalau kata customer sih ya olahan di sini yang paling enak, mungkin juga karena kita masih pakai cara tradisional semuanya makanya rasanya masih terjaga," ungkapnya.
Pria yang berasal dari Wonosobo ini juga menerangkan mengenai proses pembuatan dodol
betawi.
Ia menjelaskan, proses pembuatan dodol betawi memerlukan waktu antara 5 sampai 6 jam untuk satu wajan besar atau yang sering disebut 'kenceng' oleh para pengrajin dodol betawi.
Setiap kenceng akan menghasilkan 20 sampai 23 besek kecil dengan ukuran 1,6 Kg per/beseknya.
"Kalau di sini jarang sih sepi pesanan, pasti ada saja dalam seminggu itu. ya paling kalau lagi ndak ada pesanan kita bikin 1 kenceng untuk di toko sendiri, dan dioper ke toko‐toko sekitar tapi kalau lagi ada pesanan sehari bisa bikin 2‐3 kenceng," paparnya.
Difa (20) yang bekerja sebagai pengolah dodol Betawi di tempat H. Tholibini, menambahkan mengenai banyaknya pesanan dodol meskipun pada hari biasa.
Meski begitu, bagi Difa banyaknya pesanan dodol di hari‐hari biasa masih kalah jauh jika dibanding dengan pesanan dodol pada hari‐hari besar seperti hari raya Idul Fitri dan hari raya Imlek.
"Wah, kalau pesanan di sini memang selalu banyak, toko‐toko yang ambil dodol di sini aja tersebar di kawasan jakarta dan bogor, tapi kalau dibanding lebaran memang jauh, kalau Lebaran itu banyak sekali yang pesan dodol," terang Difa.
Saat menjelang lebaran, biasanya pesanan dodol bisa meningkat sampai 90%. Satu pelanggan bisa saja memesan hingga 500 besek atau pungulungan.
"Kalau sudah mau puasa, teman‐teman kita yang sudah biasa ngolah dodol di sini akan
didatengin lagi dari kampung, biasanya sampe 31 orang selama sebulan itu, resepnya mah tetep dari yang punya jadi tetep khas betawi," katanya.
Olahan dodol betawi asli H Tholib ini memiliki beragam rasa, diantaranya ada rasa original atau rasa dodol pada umumnya, ada juga rasa durian dan rasa ketan hitam.
Menurut Nabil (17) penjaga toko dodol H. Thalib di kawasan pasar minggu ini, dodol yang paling laku dipasaran adalah dodol rasa durian.
"Kalau dodol di sini sih yang paling banyak laku yang rasa durian, makanya kalo di tempat olahan biasanya 2 hari bikin yang ketan sama original, 5 hari sisanya bikin yang durian," katanya.