Di Bayt Al Quran Al Akbar Ada Ukiran Ayat Al Quran Ukuran Raksasa di Atas Kayu Tembesu
Syahkoni, pengurus Bayt Al Quran Al Akbar, mengatakan proses pembangunan Bayt Al-Quran Al Akbar dimulai sejak tahun 2002 hingga tahun 2009.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kota Palembang memiliki destinasi wisata religi yang sarat dengan edukasi tentang Agama Islam. Dia adalah Bayt Al-Quran Al Akbar.
Bayt Al-Quran Al Akbar berlokasi di Jalan M Amin Fauzi, Soak Bujang, RT 03, RW 01, Kelurahan Gandus, Kecamatan Gandus, Kota Palembang.
Bayt Al-Quran Al Akbar banyak didatangi wisatawan yang ingin melihat kemegahan ukiran Al-Quran terbesar tersebut.
Saat memasuki bukan suci Ramadhan, pengunjung yang datang ke Bayt Al-Quran Al Akbar semakin banyak. Sebagian dari Kota Palembang dan sebagian lainnya dari luar kota, terlebih di sore hari, menjelang berbuka puasa.
Seperti dilakukan Anthi (30) dan Fitri (20) yang sengaja berkunjung ke Bayt Al Quran Al Akbar menjelang berbuka puasa, Minggu (4/6/2017).
Kakak-beradik ini menyempatkan untuk mengunjungi museum yang menjadi destinasi wisata religi di Kota Palembang tersebut.
Anthi yang mengaku tinggal di Bekasi, Jawa Barat, mengaku baru pertama kali mendatangi Bayt Al Quran Al Akbar. Meski asli Palembang, ia baru kali ini menyempatkan waktu berkunjung kesana.
"Main saja. Kebetulan saya juga baru datang dari Bekasi, pengin tahu museum Al Quran ini," ungkapnya.
Setelah berkeliling dan melihat secara detail wujud Al Quran raksasa tersebut, Anthie mengaku merasa nyaman dan tenang saat berada didalam museum.
"Ya, setelah melihat museum ini cukup tenang perasaan saya, wisata religi apalagi sekarang bulan puasa," tambahnya.
Fitri mengungkapkan rasa bangganya, kota kelahirannya memiliki Bayt Al-Quran Al Akbar ini.
"Ya bangga, banyak orang mau datang ke Palembang cuma ingin melihat Al-Quran raksasa ini, semoga ke depannya lebih ramai lagi yang datang kesini," ungkap Fitri.
Syahkoni, pengurus Bayt Al Quran Al Akbar, mengatakan proses pembangunan Bayt Al-Quran Al Akbar dimulai sejak tahun 2002 hingga tahun 2009.
Pembangunannya diprakasai oleh H. Syofwatillah Mohzaib. Ia juga menjelaskan tempat ini bisa disebut museum Al Quran raksasa karena ukuran lembaran ayat-ayat Al Quran yang diukir diatas kayu berukuran 177 x 144 centimeter dengan ketebalan kayu sembilan cm.
Ayat-ayat Al Quran diukir di atas kayu tembesi dan dikerjakan 14 orang pengrajin yang mahir memahat.
Tinggi Al-Quran raksasa mencapai 15 meter dan lebar delapan meter dengan sususan lima tingkat.
Dari lima lantai itu pula sebanyak 630 lembar ukiran ayat suci Alquran disusun sesuai halaman pada Al Quran.