Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hobi Selfie? Kunjungi Kampung Pelangi Yang Mirip Dengan Brazil!

Desa yang memiliki tampilan warna-wani ini menarik perhatian para pelancong, baik lokal hingga mancanegara.

TRIBUNNEWS.COM – Kota Semarang kini punya destinasi wisata baru bernama Kampung Pelangi.

Desa yang memiliki tampilan warna-wani ini – mulai dari kuning, hijau, merah muda, biru, ungu, sampai merah – menarik perhatian para pelancong, baik lokal hingga mancanegara.

Seperti apa keistimewaan dari Kampung Pelangi? Berikut kisah lengkapnya seperti yang dilansir dari Program Saga produksi Kabar Berita Indonesia (KBR).

Kampung Pelangi memang populer di media sosial. Banyak pemuda-pemudi yang berkunjung untuk mengabadikan momen di tempat yang mirip dengan kampung di Rio De Janeiro, Brazil.

Maja dan Riris, misalnya. Mahasiswa rantauan dari Sumatera Utara yang sedang belajar di Semarang ini, mampir ke Kampung Pelangi karena tergiur melihat di media sosial.

"Lihat sosmed, lihat Instagram. Lagi ramai soalnya, sekarang, jadi yasudah mampir ke sini sekalian. Baru pertama kali ke sini, bagus. Di luar negeri juga ada yang kayak gini. Jadi tinggal dikembangkan," ujar mereka.

Bukan hanya pengunjung, warga yang tinggal di Kampung Pelangi pun merasa senang desanya dilirik oleh wisatawan.

Berita Rekomendasi

Sebut saja Yunianingsih, warga Kampung Pelangi yang berjualan selendang satin warna-warni. Ia menawarkan selendang ini untuk dipakai sebagai hiasan.

"Kemarin sampai menyambut-nyambut tamu dari luar negeri juga, meskipun bahasa Inggris kita masih amburadul, berantakan. Alhamdulillah anak-anak juga jadi lancar bahasa Inggris-nya. Kemarin ikut menyambut tamu dari Amerika, San Fransisco, Belanda, Afghanistan, dan Korea," kata Yuli.

Ketenaran Kampung Pelangi memang sudah tak diragukan.

Bahkan Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Semarang, Nik Sutiyani, pun mengaku kaget dengan banyaknya pendatang yang berkunjung kemari.

Sebab mulanya, penataan kampung ini hanya bagian dari program revitalisasi Pasar Bunga Kalisari.


"Saya juga enggak mengira kok orang sudah banyak datang, padahal belum selesai lho ini. Jadi, banyak hal-hal yang perlu kita waspadai dan sudah kita catat semua. Harus ramah dengan masyarakat, harus inovasi untuk menciptakan ekonomi apa, kan juga meningkatkan living heritage dia," kata Nik.

Di Indonesia, memang ada kampung berkonsep serupa seperti di Jodipan Malang dan Kalijode Yogyakarta. Tapi di sini, punya keistimewaan yakni kontur tanah perbukitan.

Tak hanya itu, jumlah bangunan di Kampung Brintik yang mencapai 391, jauh lebih banyak dibanding dua kampung lain yang hanya 90 dan 160 bangunan.

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas