Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Mata Embek, Jajanan Manis dengan Topping Renyah Khas Pameungpeuk

Jajanan satu ini masih menjadi primadona bagi masyarakat, karena rasanya yang manis dengan toping renyah.

Editor: Ravianto
zoom-in Mengenal Mata Embek, Jajanan Manis dengan Topping Renyah Khas Pameungpeuk
fasko dehotman/tribun jabar
Jajanan khas Pameungpeuk, Mata Embek. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Fasko Dehotman

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Manis dan renyah, serupa kembang jagung (Popcorn) rasa karamel, namun lebih legit manisnya.

Itulah Mata Embek yang merupakan kuliner sekaligus oleh-oleh legendaris khas Desa Bojongkunci, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung.

Jajanan satu ini masih menjadi primadona bagi masyarakat, karena rasanya yang manis dengan toping renyah.

Bahkan, kuliner satu ini tergolong unik dari bentuk dan penyajiannya.

Satu di antara Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergelut di jenis kuliner ini adalah Berkah Hasanah. UKM ini terletak di Kampung Paledang, Desa Bojongkuci.

Baca: Massa Pendukung Belum Terlihat, Sidang Buni Yani Dijaga 301 Polisi

Berita Rekomendasi

Berada persis di pinggir jalan, UKM Berkah Hasanah menjadi berkah tersendiri bagi pelancong yang melewati jalan tersebut.

Tampilan UKM Berkah Hasanah, hanya seperti warung pada umumnya.

Pada bagian depan bangunannya, hanya tampak camilan yang dijajakan dengan berbagai macam bentuk.

Bagian dalamnya tampak sejumlah karung yang berisi bahan makanan dekat dapur.

Serta beberapa olahan makanan, yang belum sempat diselesaikan.


"Ini merupakan usaha turun temurun yang telah dijalankan oleh keluarga saya sejak tahun 1960-an," ujar Nur Hasanah, pemilik Berkah Hasanah, kepada Tribun Jabar, Senin (24/7/2017).

Selain mata embek, usaha ini juga menjajakan berbagai macam camilan khas Kabupaten Bandung. 

Di antaranya, opak ketan, kolontong ketan, dan rangenung.

Mata embek terbuat dari campuran ketan galimpoh, gula merah, gula putih dan kelapa yang diaduk rata selama kurang lebih dua jam. 

Sedangkan topingnya terbuat dari ketan galimpoh yang dimasak layaknya kembang jagung (popcorn) tanpa menggunakan minyak.

Proses untuk pembuatan mata embek ini, membutuhkan ketan sebanyak 3 kg yang dihabiskan dalam satu hari.

Mata embek ini bisa bertahan hingga dua minggu, karena hanya menggunakan bahan alami tanpa pengawet.

Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas makanannya.

Nur menuturkan, dalam pembuatan mata embek dan lainnya, ia hanya dibantu tujuh orang pegawainya yang ia gaji satu kali seminggu.

Untuk distibusinya, Nur mengaku hanya berjualan langsung di tempat usahanya.

Baca: Keluarga Tolak Autopsi, Jasad Dua Wanita yang Tewas Bunuh Diri Segera Diterbangkan ke Makassar

"Biasanya konsumen langganan saya yang melanjutkan menjual mata embek ke luar daerah," ujar Nur.

 Pada hari biasa, mata embek hanya dibuat dua kali dalam seminggu.

Sedangkan di bulan puasa, mata embek bisa dibuat setiap hari. Sebab di bulan puasa, peminatnya lebih banyak ketimbang hari biasa.

Nur mengaku, rata-rata orang membeli mata embek ini untuk hajatan dan bulan puasa.

Harga camilan mata embek ini dibanderol Rp 50.000 per kilogram.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas