Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

'Pesona Pulau Dewata Mertasari Beach Cleaning' Untuk Tingkatkan Daya Saing

Penguatan sektor pariwisata dari hari ke hari terus membaik. Tidak hanya dari sisi promosi dan penjualan, tapi juga di penguatan titik-titik

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in 'Pesona Pulau Dewata Mertasari Beach Cleaning' Untuk Tingkatkan Daya Saing
Kemenpar
Bali 

"Tidak hanya acara ini, sebelumnya ASITA juga melakukan pemeliharaan mangrove seluas kurang lebih 2 hektare. Dari mulai menanam sampai saat ini tinggi pohon mangrove sudah mencapai 2,5 meter," jelas Ketut. 

Lebih jauh ia mengatakan, kegiatan "Clean Up Beach" ini juga sekaligus sebagai kampanye kepada publik bahkan masyarakat dunia bahwa Bali aman. Berbagai lokasi wisata di Bali tidak terpengaruh dengan aktivitas vulkanik Gunung Agung. 

"Bali tidak aman? Saya tidak setuju dengan itu. Karena gunung itu jaraknya sangat jauh sekali dari pusat kegiatan pariwisata. Kegiatan pusat pariwisata itu ada di Kuta, ada Seminyak, ada Legian, ada Nusa Dua, ada Ubud, ada Buleleng, dan lain sebagainya,” ujar Ketut Ardana. 

Adapun daerah yang dilarang untuk aktivitas wisata hanyalah 6-10 kilometer dari Gunung Agung.

 “Sudah dijelaskan diinformasikan oleh Pemerintah bahwa radius 6 sampai 10 kilometer, itulah titik yang berbahaya yang tentu juga kita tidak mau kesitu. Tentu juga kita tidak mungkin kita akan menjual tour ke sana tetapi di daerah lainnya ditempat lainya normal dan aman," ucap Ketut. 

Ia pun berharap wisatawan tidak terpengaruh dengan berita-berita yang tidak benar terkait Gunung Agung. 

“Bisa kita lihat disini bahwa masyarakat dengan santai sekali datang beramai-ramai ikut bersama membersihkan pantai ini. Itu menandakan bahwa Bali itu aman," ungkap Ketut Ardana. 

BERITA REKOMENDASI

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik dan mengapresiasi langkah yang dilakukan ASITA bersama stakeholder terkait di Bali serta masyarakat. Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan harus juga menjadi dasar pemikiran. Tidak hanya di Bali yang kehidupannya sangat erat dengan pariwista, tapi juga daerah-daerah lainnya di Indonesia. 

"Untuk memperbaikinya (kesadaran menjaga lingkungan,red) memang tak bisa instan. Tak bisa juga digarap Kemenpar sendirian. Indonesia Incorporated, harus kerja bareng bergotong royong dengan kementerian dan lembaga lain," kata Menpar Arief Yahya.

Mantan Dirut Telkom itu berharap, ke depannya semua sektor yang berhubungan dengan industri pariwisata terus berbenah dan bersinergi demi mewujudkan target yang akan dicapai pada tahun 2019 tersebut.

“Semua unsur yang menjadi kelemahan terus kita perbaiki dengan melibatkan stakeholder, pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, pers, dan komunitas masyarakat atau sebagai kekuatan pentahelix. Sinergisitas pentahelix ini merupakan kunci sukses dalam mengembangkan pariwisata nasional,” kata Arief Yahya.

Sementara terkait dengan kondisi Bali saat ini, ia juga meminta seluruh pihak ikut andil memberikan informasi yang baik dan jelas kepada masyarakat. Namun lebih dari itu, ia mengajak industri untuk bersama-sama melakukan recovery untuk memulihkan Pariwisata Bali yang terdampak. 

Pariwisata Bali sempat menukik dalam satu bulan ini, dan kini saatnya pelaku industri bisa melakukan langkah-langkah strategis. Diantaranya memberikan penawarakan spesial yang tidak bisa ditolak wisatawan.

Gerakan untuk menjaga agar pilar-pilar utama 14 point di TTCI memang terus dititipkan ke semua unsur Pentahelix, ABCGM. Academician, Business, Community, Government, Media.

“Kalau gotong royong, semua bergerak, lintas kelembagaan, kita akan semakin efektif membuat seluruh destinasi kita semakin kompetitif,” kata Menpar Arief Yahya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas