Jantung Bumi Sekaligus Tempat Paling Purba di Dunia Ternyata Ada di Indonesia
Kawasan ini membentang lebih dari 6,5 juta hektar hutan dataran rendah, hutan hujan pegunungan dan rawa gambut kaya karbon.
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWSS.COM – "Jika hutan hujan Amazon adalah paru-paru bumi, Leuser adalah jantungnya yang memiliki vitalitas bagi kita semua."
Begitu yang ditulis Dr Ian Singleton dalam sebuah artikel US News & World Report.
Ya, Taman Nasional Gunung Leuser merupakan ekosistem terakhir di Bumi di mana gajah, harimau, badak dan orangutan masih hidup bersama.
Ekosistem Leuser adalah pemandangan tropis luas di pulau Sumatera tepatnya di Aceh dan Sumatera Utara yang termasuk titik paling purba di Bumi.
Kawasan ini membentang lebih dari 6,5 juta hektar hutan dataran rendah, hutan hujan pegunungan dan rawa gambut kaya karbon.
Ini adalah wilayah di mana terjadinya letusan gunung berapi, permukaan laut yang berfluktuasi, dan salah satu lanskap paling kaya akan biodiversitas yang pernah didokumentasikan.
Jika Anda memasuki kawasan ini serangkaian keanekaragaman hayati akan menyambut, suara hiruk-pikuk serangga berdengung, burung yang bekicau, kodok mengorek, dan primata yang bersaut-sautan.
Leuser juga memiliki kelimpahan flora dan fauna paling dikenal di dunia, setidaknya 105 spesies mamalia, 382 spesies burung, dan 95 spesies reptil dan amfibi ada di sana.
Curah hujan yang dihasilkan oleh hutan Leuser dan banyaknya sungai jernih yang memancar di dalamnya, juga memberikan manfaat bagi jutaan penduduk lokal untuk kebutuhan air minum dan irigasi pertanian.
Meski begitu Leuser tidak lepas dari ancaman deforestrasi hutan. Leuser ada dalam lindungan hukum di Indonesia tapi ini tidak menjamin Leuser akan baik-baik saja.
Kepentingan perusahaann seperti industri dan perkebunan kelapa sawit, operasi pertambangan dan penebangan, mulai menggerus di setiap sudut ekosistemnya menurut USnews.com.
Pembukaan lahan dengan pembakaran lahan gambut juga menjadi ancaman. Spesies-spesies endemik yang hanya ditemukan di Leuser didorong lebih dekat ke ambang kepunahan.
Seperti Orangutan Sumatera, atau ratusan harimau yang masih hidup bebas di alam, serta sedikitnya badak sumatera diyakini masih ada.
Sebuah gerakan "Love the Leuser ekosistem" muncul sebagai upaya global untuk menyelamatkan Leuser.
Gerakan ini melibatkan LSM lokal dan internasional seniman grafis terkenal Asher Jay, fotografer peraih penghargaan Paul Hilton, serta aktor dan aktivis Leonardo DiCaprio untuk membawa perhatian internasional pada Ekosistem Leuser.
Mereka menggunakan media seni grafis, fotografi, video, yang disebarkan melalui media sosial untuk mengangkat profil kenunikan lansekap ekosistem Leuser agar lebih dikenal.
Ini sebagai peringatan kepada pelaku insustri agar mereka menghindari risiko reputasi sebagai penyebab kerusakan yang terjadi di ekosistem Leuser demi keuntungan sesaat.
Karena jantung Bumi ini harus diselamatkan agar tetap berdetak sampai anak-cucu kita ikut merasakan kehadirannya. (Intisari/