Keberagaman Indonesia dalam Cita Rasa Kuliner Nusantara
Sejak lama Indonesia dikenal memiliki keberagaman yang kuat. Tidak hanya soal budaya termasuk bahasanya, tapi juga soal keragaman kuliner
TRIBUNNEWS.COM – Sejak lama Indonesia dikenal memiliki keberagaman yang kuat. Tidak hanya soal budaya termasuk bahasanya, tapi juga soal keragaman kuliner yang terbentang dari Barat ke Timur Indoneisa dan yan gmelekat di kehidupan sosial masyarakatnya.
Para sosiolog dan ahli gizi mendapati temuan bahwa faktor budaya sangat mempengaruhi dalam pembentukan pola konsumsi dan kebiasaan menu makanan di suatu daerah.
Selain kebudayaan, pola makanan atau kuliner nusantara juga dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya, yang kemudian mempengaruhi hasil pertanian dan perkebunannya. Contohnya, Madura banyak dikenal menghasilkan jagung. Alhasil, makanan pokok di daerah tersebut jadi menggunakan jagung. Begitu juga di Maluku, makanan pokok warganya adalah sagu karena daerah ini banyak menghasilkan sagu.
Lauk pauk untuk teman olahan sagu mayoritas berbahan dasar ikan karena Maluku adalah daerah kepulauan yang banyak menghasilkan hasil laut dibandingkandengan sayuran dan buah-buahan.
Dua contoh ini juga bisa menjelaskan faktor lain yang mempengaruhi pola kuliner nusantara, yaitu hasil bumi. Perbedaan tingkat kesuburan tanah di setiap daerah juga menghasilkan keragaman hasil sumber daya alamnya, khususnya di bidang pertanian.
Indahnya keberagaman dunia kuliner itu disatukan dengan bumbu-bumbu asli Indonesia. Berbagai macam bumbu hasil bumi Indonesia yang kemudian mengolah semua perbedaan itu menjadi kulinas khas masing-masing daerah.
Keberagaman kuliner Indonesia ini lah yang menginspirasi Bango, sebagai salah satu produsen kecap terbesar di Indonesia, untuk membuat Festival Kuliner Akbar tahunan yang dinamai Festival Jajanan Bango. Dengan adanya Festival Jajanan Bango, diharapkan dapat melestarikan beragam kuliner Indonesia karena Festival Jajanan bango akan mengadirkan 100% kuliner Indonesia, mulai dari, mie aceh seulawah, nasi goreng kebon sirih, nasi pindang pak ndut, dan masih banyak lagi!
Di usia Bango yang genap menginjak 90 tahun pada tahun 2018, tentunya Festival Jajanan Bango akan diadakan lebih meriah, lebih besar, dan juga lebih semarak dari tahun-tahun sebelumnya . Tidak hanya menghadirkan kuliner nusantara, dari barat ke timur Indonesia, tapi akan ada keseruan lainnya seperti, galeri warisan kuliner, Photo Trick Art, demo masak, pasar modern, Ganara Art, dan stage performance.
Salah satu highlight dari Festival Jajanan Bango 2018 adalah area “Kampung Soto” sebagai bukti kolaborasi Bango dan pihak pemerintah yaitu Badan Ekonomi Kreatif RI (Bekraf RI) dalam mempopulerkan dan melestarikan warisan kuliner Nusantara, dimana akan tersedia belasan jenis soto dari seluruh nusantara.
Festival Jajanan Bango 2018 akan diadakan di dua kota. Pertama akan diadakan di Jakarta pada 14-15 April berlokasi di Park & Ride Thamrin 10 (sebelah hotel Saripan Pacific) dan yang kedua akan diadakan di Makassar pada 5-6 Mei yang berlokasi di Lapangan Karebosi. Harga tiket masuknya pun sangat terjangkau hanya Rp. 10.000 dan sudah mendapatkan 1 produk bango gratis. Catat tanggalnya dan jangan lewatkan keseruan Festival Jajanan Bango 2018! Informasi lebih lanjut kunjungi www.bango.co.id/fjb dan Instagram @BangoWarisanKuliner
Penulis: Dessita Chairani / Editor: Choirul Arifin