Desa Sukarara, Penghasil Songket Lombok Yang Terkenal Hingga Mancanegara
Berkunjung ke Lombok ternyata tidak hanya melulu menikmati keindahan pantainya saja tapi ada pula hasil budaya warisan leluhur
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK – Berkunjung ke Lombok ternyata tidak hanya melulu menikmati keindahan pantainya saja, tapi ada pula hasil budaya warisan leluhur seperti kerajinan kain tenun songket yang berada di Desa Sukarara, Lombok Tengah, NTB.
Desa Sukarara merupakan daerah penghasil kain songket yang terkenal di Lombok. Bahkan, ketenaran kain tenun Desa Sukarara pun sudah tembus ke pasar internasional.
Darma, salah seorang pemandu di Industri Kerajinan Patuh menceritakan secara singkat bagimana kebiasaan menenun ini masih bertahan hingga saat ini, dan membuat kain Songket khas Lombok ini bisa terkenal.
“Jadi kalau dulunya itu, diharuskan bagi yang perempuan bisa menenun, kalau di sini perempuan tidak bisa nenun itu belum boleh nikah. Iya itu kan sekaligus melesatarikan budaya dari sini,” kata Darma kepada Tribunnews.
Saat tiba di tempat Industri Kerajinan Patuh, dari kejauhan Anda langsung disuguhkan pemandangan kain warna-warnai yang tergantung.
Di depannya, sebelum Anda masuk ke ruangan utama, terdapat dua panggung yang terbuat dari bambu - di sebelah kanan dan kiri pintu. Di atas panggung itu masing-masing ada dua wanita yang sedang menenun.
Para wisatawan yang datang bisa langsung melihat bagaiman kain songket itu dibuat secara manual. Bahkan, mereka pun diperbolehkan untuk mencoba langsung.
“Cara ini (nenun gratis untuk wisatawan) sebagai salah satu cara kami untuk memperkenalkan kepada pengunjung, jadi promosi juga. Kan kalau dia habis nenun terus difoto dan dibagikan ke semua teman-temannya,” jelas Darma.
“Kebanyakan sih pastinya bilang susah, tapi kalau belajar sungguh-sungguh pasti bisa,” sambungya.
Darma juga menambahkan, bahwa Industri Kerajinan Patuh tiap harinya tak pernah sepi dari pengunjung. Biasanya, turis mancanegara yang datang secara rombongan ke lombok pasti menyempatkan diri mengunjungi Industri Kerajinan Patuh.
“Kalau kita hitung mobil itu samapi seratus mobil per harinya, kemarin musim libur sampe 250 mobil. Rata-rata yang datang orang luar dari Lombok, tapi kalau bulan-bulan sekarang ini paling banyak yang datang itu bule,” ujarnya.
Industri Kerajinan Patuh merupakan koperasi yang menjual dan memamerkan kain tenun hasil produksi warga sekitar yang dijual kepada wisatawan.
Hadirnya Industri Kerajinan Patuh bahkan kini berhasil membantu menghidupkan perekonomian warga Desa Sukarara, Lombok Tengah, NTB.